Pemerintah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp4,7 triliun untuk membiayai Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis, dengan target 60 juta orang Indonesia tiap tahunnya, mulai tahun 2025.
Dedek Prayudi Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan mengatakan, Prabowo Presiden memegang prinsip upaya pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
“Cara pandang Presiden terhadap kesehatan bukan hanya mengobati orang sakit. Upaya preventif itu jauh lebih penting dibandingkan kuratif,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Jumat (3/1/2025).
Menurutnya, pencegahan penyakit dan skrining kesehatan gratis bertujuan untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, serta penyakit tidak menular lainnya.
Dia menambahkan, proggam cek kesehatan gratis berlaku untuk semua anggota masyarakat di semua siklus kehidupan, dari bayi sampai yang sudah lanjut usia.
Untuk usia balita, pemeriksaan kesehatan fokus pada deteksi penyakit bawaan lahir seperti hipotiroid kongenital.
Kalau terdeteksi, penyakit itu akan ditangani lebih awal. Sehingga, bisa mencegah risiko retardasi mental pada anak.
Sedangkan untuk kelompok usia remaja, pemeriksaan fokus pada masalah kesehatan yang sering kali mulai berkembang di masa kanak-kanak dan remaja, antara lain pemeriksaan obesitas, diabetes, serta gigi.
Merujuk data Registrasi Sosial Ekonomi 2023, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit tidak menular.
Angka kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular mencapai lebih dari 600 ribu jiwa per tahun.
“Angka penderita hipertensi, kolesterol, bahkan serangan jantung bisa ditekan, kalau masyarakat rutin melakukan cek kesehatan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kader Partai Solidaritas Indonesia itu menyebut, Program Pemeriksaan Kesehatan akan digelar secara bertahap mulai tahun ini.
Targetnya, sampai tahun 2029, sebanyak 200 juta orang Indonesia bisa merasakan manfaat program tersebut.(rid/iss)