
Pemerintah menjamin pemenuhan gizi yang setara bagi siswa berkebutuhan khusus dan siswa pada umumnya melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di setiap sekolah.
Juru Bicara Kantor Kepresidenan, Philips Vermonte, setelah meninjau pelaksanaan MBG di SLB Negeri 5 Jakarta Barat pada Selasa, menjelaskan bahwa asupan gizi yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki standar yang sama.
“Tidak ada. Di wilayah yang sama ya satu SPPG itu melayani 3.000 siswa, yang tersebar di beberapa sekolah, 10 sekolah, 11 sekolah, di sini 11 sekolah dan di 11 sekolah itu menunya sama,” katanya, seperti yang dilaporkan Antara, Selasa (21/1/2025).
Dalam program tersebut, standar gizi ditentukan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Setiap porsi makanan untuk kelompok sasaran dihitung dengan persentase tertentu, yaitu 20-25 persen AKG untuk makan pagi dan 30-35 persen untuk makan siang.
Dalam Program MBG, standar gizi mengikuti Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan prinsip Isi Piringku, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014.
“Angka kecukupan gizinya juga sama. Jadi, semuanya dikelola oleh SPPG,” katanya.
Secara terpisah, Prita Laura Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan mengatakan setiap kali makan, menu dirancang dengan proporsi seimbang antara makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah.
“Menu MBG dihitung untuk memenuhi 20-25 persen AKG pada sarapan pagi dan 30-35 persen AKG untuk makan siang. Selain itu, bahan baku diupayakan berasal dari hasil lokal, seperti ikan tuna dari nelayan setempat atau sayuran dan buah dari kebun masyarakat di sekitar lokasi sekolah,” katanya.
Selain itu, prinsip Isi Piringku juga menjadi acuan Program MBG. Prinsip ini digunakan sebagai acuan dalam proporsi penentuan menu sebagai panduan keragaman pangan dan porsi ideal untuk setiap kali makan.
“Konsep Isi Piringku diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014, yang menekankan pentingnya membagi piring dengan porsi yang seimbang antara makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah,”
katanya.
Standar MBG mengikuti AKG dan prinsip Isi Piringku ini menjadi perhatian utama bagi setiap SPPG dalam mendapatkan bahan baku dari hasil lokal. (ant/vin/iss)