Selasa, 11 Februari 2025

Pejabat Saudi: Pemindahan Warga Israel ke Alaska dan Greenland Adalah Solusi yang Lebih Baik

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Donald Trump bersama Benjamin Netanyahu pada September 2020 setelah meneken perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Timur Tengah. Foto: Reuters

Yousef bin Trad Al Saadoun seorang anggota Dewan Syura Arab Saudi mengatakan bahwa memindahkan penduduk Israel ke Alaska dan Greenland akan menjadi solusi yang lebih baik bagi stabilitas Timur Tengah.

Melansir Antara, Senin (10/2/2025), hal itu disampaikan Al Saadoun dalam artikel di surat kabar Okaz akhir pekan lalu, sebagai respons terhadap usulan Donald Trump Presiden AS untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza.

Trump sudah beberapa kali mengusulkan relokasi tersebut, dengan dalih bahwa AS akan melakukan rekonstruksi di wilayah kantong Palestina itu dan menjadikannya “Riviera Timur Tengah.”

“Jika Trump benar-benar ingin menjadi pahlawan perdamaian dan membawa stabilitas dan kemakmuran bagi Timur Tengah, sebaiknya dia memindahkan warga Israel yang dicintainya ke negara bagian Alaska, lalu ke Greenland, tentu saja setelah mencaploknya terlebih dahulu,” tulis Al Saadoun.

Dia juga menyerukan agar rakyat Palestina tetap bersatu, karena “yang terburuk belum datang.”

Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel sebelumnya meminta warga Palestina mendirikan negara di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka sendiri.

“Orang-orang Saudi bisa membuat negara Palestina di Arab Saudi, mereka punya banyak lahan di sana,” kata Netanyahu, Kamis (6/2/2025) lalu.

Kecaman Internasional
Usulan Trump agar warga Gaza direlokasi ke negara lain mendapat kecaman dari Palestina, negara-negara Arab, dan negara-negara lain seperti Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.

Al Saadoun menolak gagasan Netanyahu agar negara Palestina didirikan di Arab Saudi. “Zionis dan sekutu mereka harus sadar bahwa mereka tak akan berhasil menyeret pemimpin Saudi ke dalam jebakan media dan tekanan politik yang menyesatkan,” kata dia.

Al Saadoun juga mengkritik kebijakan Trump dengan mengatakan bahwa keputusan buruk sering kali dibuat oleh mereka yang “mengabaikan pengetahuan dan pengalaman” serta menolak berkonsultasi dengan para ahli.

Dia menuduh AS mengadopsi kebijakan Israel secara membabi buta.

“Kebijakan luar negeri resmi AS kini berupaya melegalkan pendudukan tidak sah atas tanah berdaulat dan melakukan pembersihan etnis terhadap penduduknya,” tulis Al Saadoun dalam artikel tersebut.

“Keduanya adalah metode yang digunakan Israel dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Pada Minggu (9/2/2025) kemarin, pemerintah Arab Saudi mengecam keras pernyataan Netanyahu dan menegaskan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka sendiri.

Sebagai informasi, Dewan Syura Arab Saudi yang anggotanya ditunjuk oleh raja, berperan sebagai badan penasihat dalam kebijakan dan perundang-undangan.

Namun, lembaga ini tidak memiliki kekuasaan legislatif, tetapi hanya fokus pada penyusunan undang-undang, rencana ekonomi, dan kebijakan sosial. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Selasa, 11 Februari 2025
27o
Kurs