
Dede Nasrullah dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya minta pemerintah mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan.
Hal itu ia katakan, setelah Badan Gizi Nasional (BGN) mengganti menu MBG dengan sajian instan atau ultraproses (UPF) seperti biskuit dan sereal.
“Sereal sering dianggap makanan yang menyehatkan karena seratnya. Namun sereal instan juga mengandung gula tinggi yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak dalam jangka panjang,” katanya, Senin (17/3/2025).
Dede mengingatkan, konsumsi gula berlebihan, terutama dari makanan olahan seperti sereal instan, dapat meningkatkan risiko penyakit, dari gigi berlubang hingga obesitas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), papar Dede, telah menjelaskan bahwa batas konsumsi gula harian bagi anak tidak lebih dari 30 gram.
Dengan sereal instan yang memiliki kandungan gula cukup tinggi, pihaknya menyarankan agar orang tua juga lebih selektif dalam memilih makanan lain, agar asupan gula anak tidak berlebihan.
“Perlu diperhatikan terkait beberapa hasil penelitian, soal dampak produk ultraproses seperti sereal dan roti bagi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa Ultraprocessed Food Consumption and Cardiometabolic Risk Factors in Children yang diterbitkan di JAMA Network Open juga mengungkapkan, lebih dari 1.400 anak berusia 3 hingga 6 tahun dari tujuh kota di Spanyol, mengonsumsi makanan ultraproses dan paling banyak cenderung memiliki faktor risiko seperti indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tekanan darah sistolik, dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan.
“Yang lebih membahayakan lagi, pemberian makanan instan alias ultraproses bisa menimbulkan mindset pada anak, bahwa itu makanan sehat bergizi, karena anak terpaku pada arti dari MBG atau makanan bergizi gratis, padahal dampaknya bisa membahayakan,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)