Senin, 3 Februari 2025

Pakar ITS Ingatkan Rip Current Berpotensi Terjadi di Seluruh Pantai Selatan Jawa

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi Arus Rip atau Current Rip. Foto: Woods Hole Oceanoraphic

Wahyudi Dosen Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengingatkan Rip Current berpotensi besar terjadi di seluruh pantai selatan Jawa, karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

“Meskipun gelombang yang menuju garis pantai bersifat acak dan tidak terprediksi, tapi dapat dipastikan pantai yang berbatasan dengan samudera lepas memiliki gelombang datang yang tinggi,” katanya saat dihubungi suarasurabaya.net pada Senin (3/2/2025).

Untuk diketahui, Rip Current atau arus rip adalah arus kuat dari air laut yang bergerak menjauh dari pantai. Arus rip terjadi ketika gelombang laut yang mendekati pantai pecah dan berubah menjadi aliran air yang dibelokkan oleh garis pantai ke daerah yang energinya rendah. Khususnya, pada pantai yang berbentuk teluk, sering memiliki energi arus rip yang kencang.

Pakar oseanografi itu mengatakan, kecepatan arus rip itu dapat terjadi dari 0,85 hingga satu meter per detik. Arus rip itu memiliki lebar 9-11 meter dan tidak hanya arus balik ke tengah laut, tetapi juga turut mebawa sedimen yang ada di sekitaran pantai menuju tengah laut.

Kondisi tersebut, membuat area yang sering terjadi arus rip nampak tenang dan gelap karena telah terbentuk palung. “Saking cepatnya arus tersebut, juara renang olimpiade sekalipun tidak akan kuat melawan arus rip,” katanya.

Menurutnya arus rip tidak hanya terjadi pada musim-musim tertentu, serta tidak bisa dipastikan berapa kali dalam sehari. Tetapi yang bisa diwaspadai, yakni ketika berada di pantai berteluk atau di tepi tanjung, karena daerah tersebut memiliki kekuatan arus rip yang bisa menghanyutkan manusia.

“Kondisi hidro-oseanografi dan morfologi pantai merupakan hal yang memengaruhi arus rip ini,” ucap pria yang tergabung dalam Laboratorium Infrastruktur Pantai dan Pelabuhan ITS itu.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa kejadian yang menimpa sejumlah siswa SMPN 7 Kota Mojokerto, merupakan contoh kecil dari banyaknya korban tenggelam karena arus rip.

Di Indonesia,dia membeberkan korban akibat arus rip di pantai selatan Jawa terus meningkat sepanjang tahun 2017 hingga 2022. Bahkan, data terakhir menyebutkan bahwa hampir 50 orang meninggal dunia karena terseret arus ini pada periode itu.

“Arus rip dapat menjadi ancaman bagi pengunjung pantai. Arus tersebut tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dihindari,” tegasnya.

Karenanya agar arus rip tidak lagi memakan korban, perlu adanya mitigasi. Ia menekankan pentingnya sosialisasi bahaya arus rip di sekolah-sekolah di Indonesia atau melalui seminar.

Selain itu, juga perlu peningkatan fasilitas penunjang pantai, seperti kapal cepat, pelampung, dan penjaga pantai yang andal. Jika pengunjung terlanjur terseret arus rip, penting untuk menghindari dengan cara berenang ke samping, sejajar dengan pantai.

“Tentunya, pemerintah daerah juga harus turut andil dalam sosialisasi ini,” ujarnya.(ris/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Senin, 3 Februari 2025
29o
Kurs