Kamis, 6 Maret 2025

MUI Ajak Masyarakat Manfaatkan Ramadan Perkuat Kebajikan Sosial

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Para driver ojol berbondong-bondong keluar dari Graha Al Baqary, Gayungan, Surabaya usai mendapatkan bingkisan yang disediakan oleh Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Provinsi Jawa Timur bidang Kemuslimatan dan Bina Keluarga dan Laznas Dewan Da'wah Jawa Timur, Surabaya, Jumat (14/4/2023). Foto: Abdi/magang suarasurabaya.net

Amirsyah Tambunan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperkuat kesalehan sosial.

“Saya ingin dan berkewajiban mengajak umat Islam Indonesia agar menggunakan momentum Ramadan dengan motto ‘Indonesia berpuasa, mewujudkan kesalehan pribadi kepada kesalehan sosial’,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025).

Amirsyah menekankan umat Islam harus optimistis bahwa ibadah puasa yang dilakukan selama Ramadan bisa membentuk diri menjadi insan yang bersih lahir batin.

Mengutip pernyataan Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia menyebutkan puasa yang terintegrasi bukan hanya menahan diri dari makan minum dan pemenuhan kebutuhan biologis, tapi juga menjadikan diri menjadi orang yang punya kemampuan memelihara, merawat, dan menjaga diri.

Amirsyah menekankan pentingnya melakukan kesalehan sosial bagi masyarakat, sebab manusia merupakan umat terbaik yang diutus oleh Allah SWT ke bumi ini. Ia juga menekankan berbagai kabar soal korupsi yang tengah melanda negeri ini bisa diminimalisasi dengan memperkuat kesalehan pribadi yang berakumulasi kepada kesalehan sosial.

“Untuk mewujudkan kesalehan sosial diperlukan langkah konkret. Pertama, perubahan sistem yang dapat mencegah korupsi dari mulai niat hingga perilaku,” ujarnya.

Kedua, kata Amirsyah, yakni sumber daya yang memiliki integritas dan kapasitas yang terbukti mampu menjalankan mesin birokrasi dengan bersih. Untuk memperkuat hal ini, ia menekankan hal ini kembali kepada kesadaran kolektif, sebab seorang yang saleh akan bisa rusak pribadi dan sosialnya jika sistem yang dianutnya sudah rusak.

Menurut dia, sejumlah pahlawan nasional di Indonesia telah berupaya mewujudkan kesalehan pribadi menjadi kesalehan sosial, di antaranya seperti KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Buya Hamka Ketua Umum pertama MUI, hingga Soekarno dan Mohammad Hatta proklamator kemerdekaan RI.

“Mereka tokoh-tokoh hebat yang patut kita lanjutkan kesalehan pribadinya kepada kesalehan sosial demi anak cucu kita dan demi kelangsungan bangsa,” ucapnya.

Amirsyah menegaskan Indonesia sebagai negara penganut sistem Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjadi kekuatan spiritual untuk membentuk pribadi yang bertaqwa.

“Oleh karena itu mari kita jadikan ibadah puasa Ramadan sebagai muhasabah sekaligus momentum transformasi dari kesalehan pribadi kepada kesalehan sosial,” tutur Amirsyah Tambunan.(ant/nis/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 6 Maret 2025
29o
Kurs