Hanif Faisol Nurofiq Menteri Lingkungan Hidup (LH) menyebut bahwa sampah yang ada di Bali sebagian merupakan kiriman dari tempat lain. Salah satunya adalah Pulau Jawa.
Sampah itu, kata Hanif, terbawa arus yang bergerak ke arah timur dan selatan, serta sebagian sisanya terdampar di pantai Bali.
Dia menjelaskan sampah laut itu terjadi saat angin musim barat yang terjadi pada Oktober-Maret tiap tahun.
“Sampah kiriman itu terdampar, salah satunya di pesisir Pantai Kuta, Pantai Kedonganan dan pantai lainnya yang selama ini menjadi daya tarik wisata,” terangnya, melansir Antara, Sabtu (4/1/2025).
Peningkatan timbunan sampah itu, lanjut dia, dipicu peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.
Tak hanya dari aliran sungai di Pulau Jawa, lanjut dia, sampah laut kiriman di Pantai Kuta tersebut juga berasal dari negara lain, meski ia tidak menyebutkan detail asal negara tersebut.
“Bahkan, berdasarkan data timbunan sampah yang terbawa di Pantai Kuta ini sebagian dari negara lain,” ungkapnya.
Selain mendarat di pesisir Bali, lanjut dia, sampah laut yang terbawa arus itu juga sampai di pesisir Afrika tepatnya di Madagaskar.
“Jadi ini perjalanan sampah dari hilir Pulau Jawa sampai Madagaskar,” ucapnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Hanif menyebutkan bahwa pihaknya akan membangun program kali (sungai) bersih dari sampah dengan menyasar sungai-sungai utama.
Adapun target pertama, yakni menyasar tiga hingga empat sungai yang ada di destinasi wisata unggulan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
“Dari 17 destinasi wisata unggulan dari Kemenpar, saya minta tiga-empat yang kami selesaikan sampahnya dulu tahun ini,” tutupnya.(ant/kir/iss)