
Saifullah Yusuf Menteri Sosial (Mensos) menjelaskan Sekolah Rakyat yang diinisiasi Prabowo Subianto Presiden bertujuan untuk memuliakan keluarga miskin serta mendorong kebangkitan wong cilik menuju Indonesia Emas 2045.
“Ini ide dari Bapak Presiden. Yang kedua, kira-kira ini terjemahan saya, bagian dari upaya Presiden untuk memuliakan keluarga miskin dan sekaligus memfasilitasi serta mendorong agar ada kebangkitan wong cilik menuju Indonesia Emas tahun 2045,” ujar Gus Ipul sapaan akrabnya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (10/3/2025).
Menurutnya, Indonesia Emas 2045 bakal sulit dicapai kalau masih banyak keluarga berpenghasilan rendah dan akses pendidikan yang mudah diakses mereka jumlahnya masih terbatas.
Karenanya dengan demikian, Sekolah Rakyat dimaksutkan agar anak-anak dari keluarga miskin dapat belajar dalam lingkungan yang kondusif tanpa harus khawatir soal biaya pendidikan.
“Sekolah rakyat ini nanti (bentuknya) boarding school, yang kira-kira dalam 5 tahun ke depan akan banyak jumlahnya. Diharapkan mereka bisa melanjutkan ke perguruan tinggi setelah lulus SMA. Jadi, sekolahnya mulai dari SD, SMP, SMA, dan kemudian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan siswa yang berhak mengikuti program Sekolah Rakyat adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin, maupun miskin ekstrem.
Nantinya, data siswa akan didasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dimiliki oleh Kemensos, sehingga target penerima program ini benar-benar tepat sasaran.
Data tersebut merupakan kumpulan dan pengukuran ulang terhadap data-data yang dimiliki oleh kementerian/lembagaa untuk dijadikan referensi kebijakan.
“Data tunggal ini akan dijadikan referensi bagi kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah untuk menyusun langkah-langkah mengatasi berbagai persoalan. Salah satu diantaranya adalah pengentasan kemiskinan,” tegas Gus Ipul.
Saat disinggung soal kesempatan untuk anak jalanan bisa kembali bersekolah lewat program ini, Mensos mengatakan pintu itu terbuka. Namun, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, seperti masuk kategori keluarga miskin atau miskin ekstrem sesuai DTKS.
Ini kan pembentukan karakter dari awalnya Ya anak jalanan boleh aja selama memenuhi syarat gitu. Selama (kriterianya) ada di situ, itu boleh. Setelah itu baru ada tes akademiknya tentu, apakah benar-benar niat sekolah, apakah mau benar mengikuti aturan, kedisiplinan, dan lain sebagainya,” ungkap Mensos.
Adapun program Sekolah Rakyat ini ditarget mulai tahun ajaran 2025/2026. Saat ini, Kemensos telah mempersiapkan aset-aset dan sentra-sentra milik kementerian untuk dijadikan lokasi sekolah.
Selain itu, beberapa kampus juga bersedia membuka kelas Sekolah Rakyat, seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
“Kita sudah ada sekitar 39 sentra milik Kementerian Sosial, kemudian ada juga kampus yang bersedia membuka kelas, seperti Unesa di Surabaya dan Universitas Brawijaya. Jadi, sekolah ini akan dimulai di beberapa tempat, dengan aset yang sudah ada,” tambah Gus Ipul. (bil/ham)