
Fadli Zon Menteri Kebudayaan (Menbud) mengatakan, penting untuk melestarian benda-benda pos sebagai bagian dari sejarah dan identitas bangsa.
Salah satu upaya yang telah dilakukan, yakni melalui buku “Kartu Pos dari Buitenzorg” yang telah diluncurkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pusat Perkumpulan Filatelis.
“Ini merupakan upaya yang sejalan dengan misi Kementerian Kebudayaan untuk melestarikan warisan budaya dan mengenalkannya pada generasi mendatang,” ujar Menbud di Jakarta, Jumat (14/3/2025) dilansir Antara.
Kartu pos dan benda-benda filateli, lanjut dia, merupakan bagian dari material kultur yang pada beberapa waktu mendatang akan semakin menghargai sesuatu yang terlihat bentuk fisiknya.
Fadli Zon mengatakan, perangko dan kartu pos dapat dijadikan sebagai jembatan diplomasi yang dapat menghubungkan berbagai bangsa.
“Perangko dan kartu pos buka saja sebagai alat komunikasi namun menjadi medium penting di dalam diplomasi budaya, memotret segala peristiwa sejarah, kekayaan alam, seni dan tradisi Indonesia ke seluruh dunia. Kartu pos ini dikirim ke berbagai negara dan daerah,” ujarnya.
Adapun buku “Kartu Pos Bergambar Buitenzorg” itu ditulis oleh Fadli Zon bersama Mahpudi, yang berkisah tentang Kota Bogor pada masa kolonial Belanda yang digambarkan melalui kartu pos sebagai media.
Total kartu pos berjumlah 179 koleksi termuat dalam buku setebal 166 halaman. Kartu pos ini menampilkan berbagai ikon kota seperti Istana dan Kebun Raya, serta menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa kolonial. Buku ini juga telah meraih penghargaan medali emas dalam Pameran Filateli Nasional (Panfila) 2025.
“Melalui buku ini, kita ingin menjelajahi jejak-jejak sejarah Bogor pada masa Hindia Belanda, khususnya pada periode tahun 1890 – 1930. Buku ini tidak hanya mengabadikan gambar bersejarah, tetapi mengajak kita merenungkan bagaimana kota dan masyarakat berkembang dari waktu ke waktu,” tutupnya. (ant/bel/bil/ipg)