Kamis, 6 Maret 2025

Masjid Pemuda Konsulat, Rumah Ibadah yang Fokus Berbagi Kebaikan untuk Masyarakat

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Suasana di depan Masjid Pemuda Konsula Surabaya nampak sejumlah orang sedang santai dan istirahat, Rabu (5/3/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Terik matahari di Kota Surabaya cukup menyengat siang itu, nampak sejumlah musafir sedang istirahat dan menunaikan salat zuhur di sebuah masjid yang berdiri di bekas Kantor Konsulat di Jalan Kalikepiting No.11 Kecamatan Tambaksari.

Nama rumah ibadah itu adalah Masjid Pemuda Konsulat yang berdiri di kawasan Tambaksari sejak 2021. Bangunannya tidak begitu besar, bahkan tidak nampak seperti sebuah masjid.

Namun, para pengurus masjid yang dominan anak muda di sana menyulapnya menjadi tempat yang nyaman untuk ibadah atau sekadar istirahat bagi para musafir.

Terlihat dari depan, masjid itu justru seperti sebuah kantor dengan pintu kaca dan kanopi di halamannya. Dengan tempat wudhu dan kamar mandi berukuran 2×2 meter berisi sampo dan sabun di sisi kiri.

Saat suarasurabaya.net mengunjungi Masjid Pemuda pada Rabu (5/4/2025), sejumlah orang sedang bersantai menyandar tembok masjid dan tidur siang.

Selain itu, ada beberapa tumpukan beras dan minyak goreng di teras masjid yang menjadi bahan pokok untuk menyajikan buka bersama secara gratis.

Saat masuk ke dalam area masjid, luasnya sekitar 4×8 meter. Terdapat sekat untuk jemaah laki-laki dan perempuan. Di sisi barat, sudah ada tambahan lahan untuk digunakan ibadah juga.

Lalu, di belakang masjid terdapat kantor UPZ-BAZNAS, dan paling ujung belakang ada sebuah dapur yang sejak siang para relawan sudah sibuk memasak untuk persiapan buka bersama.

Di seberang masjid terdapat bangunan semi permanen dengan lebar kurang lebih 15 meter. Di sisi kiri terdapat toilet umum pria, kemudian sebelahnya terdapat lahan kosong yang diisi oleh bazaar pakaian murah.

Sementara, di sisi barat depan masjid ada bangunan dengan plakat bertuliskan “Posko Kebaikan Warung Makan Gratis” serta plakat bertuliskan “Rumah Dokter Gratis”.

Masjid Pemuda Konsulat bukan sekadar rumah ibadah. Di situ ada 30 anak muda yang menjadi relawan untuk menjalankan sederet kegiatan sosial zeperti makan gratis hingga rumah dokter gratis.

Muhammad Mufrih Rizqullah (29 tahun) salah seorang Relawan Masjid Pemuda Konsulat mengatakan, berbagai fasilitas di dalam masjid bisa diakses oleh semua orang.

Bahkan, Masjid Penuda Konsulat juga menyediakan matras untuk masyarakat yang ingin sekadar tidur atau pun menginap.

“Untuk fasilitas yang ingin bermalam di sini itu ada matras, bantal, selimut. Terus untuk para marbot relawan kalau mereka sudah punya minat serius untuk bantu masjid di sini ada laundry gratis untuk mereka,” ungkapnya.

Pemuda asal Depok, Jawa Barat itu melanjutkan, masyarakat non-muslim pun juga bisa menikmati fasilitas yang diberikan oleh Masjid Pemuda Konsulat.

InsyaAllah itu buat siapa pun yang mau di sini. Kami enggak membeda-bedakan, kami enggak melihat mereka dari sukunya, kelasnya, agamanya,” katanya.

Berbagai kegiatan sosial pun sudah dijalankan oleh para relawan sejak masjid berdiri. Mereka secara konsisten melakukan kebaikan demi kebaikan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Seperti program warung makan gratis yang saat ini rutin dijalankan. Warga masyarakat yang mampir di masjid bisa menerima manfaat makan gratis.

Mufrih menceritakan, tujuan makan gratis bukan cuma untuk mengenyangkan perut. Namun, yang menjadi poin utama adalah memuliakan jemaah.

Dari memberikan makan gratis dan menjalin sosialisasi, akhirnya tidak sedikit para jemaah yang curhat soal rumitnya masalah hidup kepada para relawan.

“Kami selalu bilang, teman-teman jadilah teman curhat yang baik, jadilah teman dengar yang baik,” ujarnya.

Mufrih menambahkn, program ini berawal dari pemberian makan gratis setiap Jumat dengan belasan porsi hingga sekarang bisa menyediakan ratusan porsi secara konsisten.

“Kami enggak mengada-adakan kebaikan-kebaikan. Pokoknya apa yang kami punya. Ini tidak dimulai langsung setiap hari, enggak langsung ratusan porsi. Tapi, kami mulai warung makan gratis ini dari berbagi jumat. Porsinya pun 10 sampai 15 porsi. Itu mulai aja istiqomah. Akhirnya, kami mulai prasmanan. Prasmanan pun mulai Senin, Selasa, Rabu. Porsinya enggak sampai 50. Sampai hari ini, kami mulai dulu saja, ya alhamdulillah atas izin Allah SWT hari ini berbaginya hampir setiap hari, sudah berbagi ratusan porsi,” tambahnya.

Kemudian, program rumah dokter gratis yang baru dijalankan November 2024. Mufrih menjelaskan, program itu bertujuan untuk membantu meringankan beban masyarakat setiap satu bulan sekali.

Masjid Pemuda Konsulat bekerja sama dengan sejumlah dokter di Rumah Sakit Haji Jawa Timur. Masyarakat bisa mengecek kolestrol hingga gula darah secara langsung.

Program itu baru bisa berjalan satu hari sekali dalam satu bulan lantaran harus menyesuaikan dengan dokter yang jumlahnya baru 3-4 orang.

“Nanti kalau sudah cek nanti dokternya kasih resep-resepnya. Di sana ada ruangan. Jadi ketika mereka berkumpul, masuk ke sana, dicek sama dokternya sakit apa, nanti dianalisis dikasih resepnya dan langsung obatnya dikasih di sana. Paling kuotanya karena saat ini masih 3-4 dokter, 50-70 pasien setiap bulan belum bisa lebih, cuma sehari aja,” jelasnya.

Selain itu, juga ada program pendidikan gratis untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membiayai sekolah anak TK hingga SD.

“Tapi, dari masyarakat yang datang, kami lihat mereka ini mau bersungguh-sungguh memperbaiki diri akhirnya kami lihat. Misalnya dia butuh lanjutkan sekolahnya, terus yang putus sekolah kami kasih beasiswa untuk mereka,” ungkapnya.

Program sosial lainnya yang aktif dijalankan para pemuda itu adalah mendukung masjid tetangga. Mereka memberikan bantuan kepada masjid-masjid di sekitaran Masjid Pemuda Konsulat.

“Yang paling sering itu kami memberikan nasi setiap Jumat. Misalnya masjid ini 200, masjid ini, 100, masjid ini 50. Itu namanya Dumata, dukung masjid tetangga,” katanya.

Selain dukung masjid, program itu juga mendukung sejumlah pondok pesantren dengan memberikan sejumlah sembako hingga bantuan listrik.

“Ada juga itu program yang kami main ke pondok-pondok. Kurang lebih sekarang ada 3 pondok. Itu setiap bulan kurang lebih beras saja kami support 500 kilogram. Listrik kami biayai sampai kurang lebih selama satu bulan, belum lagi hadiah-hadiah untuk guru-guru ngaji. Terus kami borong UMKM untuk santri-santri yang ada di sana,” tuturnya.

Selanjutnya, Masjid Pemuda Konsulat menyediakan program memuliakan guru-guru ngaji. Ada sekitar sembilan guru ngaji yang setiap bulan mendapat bayaran sekitar Rp600 ribu.

“Jadi, guru-guru ngaji ini kurang lebih ada 9 guru ngaji yang kami support setiap bulannya kami kasih Rp600 ribu kurang lebih. Jadi mereka biar fokus mendidik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Mufrih mengatakan Masjid Pemuda Konsulat telah melalui berbagai perjuangan hingga bisa konsisten menjalankan sejumlah program.

Menurutnya, masjid ini menjadi tempat belajar bagi semua orang dengan berbagai latar belakang. Kebanyakan relawan memiliki latar belakang dengan permasalahan hidup sebelumnya.

Kemudian, datang ke Masjid Pemuda sebagai musafir dan menetap hingga mereka berniat untuk membagikan kebaikan dengan bergabung menjadi relawan.

“Kebanyakan musafir-musafir ini datang dengan masalahnya. Dia habis cerai, dia habis masalah dengan keluarga dengan anak dan lain-lain itu di sini ada. Di sini juga bukan tempat kumpulnya orang-orang suci sebenarnya. Tapi, sama-sama ingin memperbaiki diri. Selagi mereka sungguh-sungguh ada niatan perbaiki diri,” tandasnya.(wld/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 6 Maret 2025
27o
Kurs