
Mahmoud Mardawi pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas, mengatakan pihaknya siap melakukan negosiasi serius guna mengakhiri perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Kamis (27/3/2025).
Tidak seperti Israel, dia mengatakan Palestina selama ini bertanggung jawab dan serius terhadap semua usulan gencatan senjata di Gaza.
“Israel melanggar perjanjian, mengingkari janji kepada mediator, serta melanjutkan serangan dan eskalasi,” kata Mardawi dalam pernyataannya, dikutip Antara.
Dia mengatakan tindakan Israel juga menjadi ujian bagi masyarakat dunia.
“Komunitas internasional dapat menegakkan hukum dan keadilan internasional, atau (sebaliknya) terus menerapkan standar ganda, yang tidak hanya membahayakan Palestina, tetapi seluruh kawasan,” kata dia.
Dalam 18 bulan terakhir, Hamas telah berpartisipasi dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS. Meski beberapa kesepakatan telah dicapai, Israel berulang kali melanggarnya sehingga negosiasi tak bisa segera diselesaikan.
Sementara itu, delegasi Mesir dilaporkan sedang menuju Qatar guna melanjutkan negosiasi pertukaran tawanan sebagai upaya sementara untuk meredakan ketegangan di Gaza.
Abdel Fattah Al Sisi Presiden Mesir pada, Rabu (26/3/2025), menegaskan bahwa negaranya terus berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan mendesak mobilisasi “untuk menghentikan pertumpahan darah serta memulihkan ketenangan dan stabilitas di kawasan.”
Pada 18 Maret, militer Israel melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza yang menewaskan 855 warga Palestina dan melukai hampir 1.900 lainnya. Aksi Israel itu meruntuhkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang berlaku mulai Januari.
Lebih dari 50.200 orang telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 113.900 lainnya terluka dalam agresi brutal Israel di wilayah kantong Palestina itu sejak Oktober 2023. (ant/dra/bil/faz)