
Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dan kepolisian Malaysia (PDRM) melakukan penyelidikan internal atas kasus penembakan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di Selangor pada 24 Januari lalu.
Penyelidikan ini juga akan mencari tahu apakah telah terjadi pelanggaran prosedur dan hukum oleh personel APMM. Hal itu disampaikan Saifuddin Nasution Ismail Menteri Dalam Negeri Malaysia di George Town, Penang, Sabtu (15/2/2025).
Meski mengakui personel APMM kala itu menghadapi situasi yang mengancam nyawa, Saifuddin menegaskan bahwa prosedur standar penggunaan senjata api harus tetap dipatuhi dalam situasi tersebut.
“Ketika radar mendeteksi aktivitas mencurigakan, bagaimana APMM menilai situasi tersebut ketika mereka bertugas pukul 3 pagi di tengah gelapnya lautan?” kata Saifuddin dilansir dari Antara pada Minggu (16/2/2025).
Ia menjelaskan, penyelidikan internal pihak kepolisian di tahap awal mendapat operasi APMM tersebut dilancarkan beberapa hari setelah ditemukan keterkaitan kasus tersebut dengan dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Operasi penindakan tersebut dilakukan APMM untuk menggagalkan aksi TPPO tersebut, kata Saifuddin, sembari menambahkan bahwa individu yang ditahan dalam operasi tersebut adalah pelaku kunci dalam pergerakan aktivitas TPPO.
Saifuddin memastikan bahwa penyelidikan tersebut akan menilik dugaan pelanggaran hukum lain, seperti UU Senjata Api 1960 dan UU Anti-Perdagangan Orang dan Penyelundupan Migran 2007. Ia juga memastikan bahwa otoritas Malaysia akan memberikan informasi terbaru seiring kemajuan dalam penyelidikan yang berlangsung. (ant/dra/saf/ham)