
Mahasiswa demo tolak UU TNI di Surabaya memastikan tidak punya niat membuat ricuh.
Aulia Thaariq Akbar Ketua BEM Seluruh Indonesia (SI) Jawa Timur (Jatim) menyebut, sudah melakukan konsolidasi sebelum demo.
Mahasiswa sepakat, untuk tidak chaos dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Senin (24/3/2025) sore hingga petang itu.
“Ketika ada terjadi kerusuhan kita sepakat mundur,” kata Atha sapaan akrabnya dihubungi suarasurabaya.net, Rabu (26/3/2025) malam.
Meski akhirnya demo berakhir ricuh hingga 25 demonstran diamankan dari kalangan mahasiswa hingga masyarakat sipil.
“Itu di luar kendali kami karena situasi tidak kondusif. Yang jelas dari awal enggak ada kesepakatan nanti ayo bikin chaos. Kita sepakat kalau chaos enggak akan ikut-ikutan,” tambahnya.
Ia mengaku sulit mengidentifikasi massa yang melempari polisi dari kalangan mahasiswa atau bukan.
“Sebenarnya kita ini mahasiswa itu melebur jadi masyarakaf sipil jadi sulit mengidentifikasi siapa yang melempar,” ucapnya.
Begitu juga awal mula kericuhan demo berlangsung cepat, tidak diketahui lebih dulu mana mahasiswa melempar botol dan molotov atau polisi menyemprot water canon.
“Siapa yang mulai di lapangan bingung ya, karena situasinya tiba-tiba chaos gitu lah, saya pikir siapa yang mulai duluan saya enggak bisa jawab karena memang ada teman-teman terpantik, mungkin kepolisian juga sama-sama terpantik,” paparnya lagi.
Sementara dari 25 demonstran yang diamankan, ia memastikan hanya didata saat di kantor kepolisian.
“Yang diamankan dapat tindakan represi pas ditangkap. Pas di ruangan cuma didata,” tandasnya. (lta/ipg)