
BPBD Tulungagung mengerahkan satu ekskavator untuk menyingkirkan material longsor yang terjadi di KM 10+800 Jalur Lintas Selatan (JLS) kawasan Desa Keboireng, Tulungagung pada Minggu (13/4/2025).
Proses normalisasi berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga sore hari, dengan mengevakuasi material batuan yang ambrol dari tebing di sisi jalan JLS, setinggi 20-an meter dan lebar sekitar 10 meter.
Dilansir dari Antara, AKP Samsun Kapolsek Besuki mengungkapkan, longsor dilaporkan terjadi sekitar Minggu dini hari pukul 00.15 WIB.
Saat longsor terjadi, hujan dengan intensitas cukup tinggi tengah mengguyur wilayah pesisir selatan sehingga menyebabkan beberapa pemukiman di sekitar pesisir Teluk Prigi tergenang banjir.
“Tapi karena situasinya gelap, kami tidak bisa menganalisa situasi secara pasti apakah akan ada longsor susulan atau tidak. Jadi untuk keamanan, JLS Tulungagung-Trenggalek kemudian kami tutup total. Semua kendaraan distop di pertigaan dan baru dibuka dengan sistem satu arah pagi tadi,” katanya.
Ia menjelaskan, mulanya hanya kendaraan kecil dan roda empat yang diizinkan melintas bergantian di titik longsor ini.
Namun setelah alat berat dari kontraktor HK didatangkan dari wilayah proyek JLS Brumbun-Sine, bus pariwisata dan kendaraan besar lain boleh melintasi dengan sistem buka-tutup.
Lokasi longsor ini berdekatan dengan perbatasan Tulungagung-Trenggalek.
Tebing yang longsor merupakan jenis batuan lapuk. Tebing itu merupakan hasil keprasan alat berat saat pembangunan JLS yang dilakukan kontraktor Nindya Karya, beberapa tahun lalu.
Kontur tanah yang didominasi baru lapuk, tidak adanya benteng pengaman di sisi jalan JLS dan tanaman pelindung menyebabkan jalur selatan ini berbahaya dilintasi saat turun hujan deras karena sewaktu-waktu bisa longsor. (ant/dra/saf/ham)