
Pemberian diskon harga tiket pesawat dan diskon tarif tol pada momen libur Lebaran dinilai dapat membantu menggerakkan perekonomian di daerah tujuan mudik.
“Dampak yang bisa ditimbulkan dari diskon ini tentu saja bisa menggerakkan permintaan untuk tiket pesawat, karena bagaimanapun juga orang biasanya mudik, baik ada diskon ataupun tidak,” kata Nailul Huda pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios).
“Tapi kita harapkan uang yang bisa dihemat dapat dibelanjakan lebih banyak di daerah asal mereka. Sehingga perputaran ekonomi ketika di hari Lebaran bisa lebih cepat lagi, pertumbuhan ekonomi di daerah akan melaju cepat,” ujar Nailul Huda dilansir dari Antara, Rabu (19/2/2025).
Ia juga melihat diskon untuk Lebaran layak diberikan untuk pengguna transportasi umum. Tujuannya bukan hanya untuk menggerakkan ekonomi, namun juga untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum seperti kereta api, pesawat, hingga bus.
“Agar jalur mudik tidak begitu macet, terutama untuk jalur melewati pelabuhan, contohnya Merak. Setiap tahun kepadatan Merak menjadi momok menakutkan bagi pemudik. Insentif untuk pesawat tujuan Pulau Sumatera bisa menjadi opsi logis agar pengguna mobil pribadi berpindah ke pesawat. Jika pun diberikan diskon untuk tarif tol, harus dipersiapkan pengaturan maupun sarana dan prasarana penunjang seperti rest area,” katanya.
Selain dari sisi diskon tiket pesawat, pemerintah juga perlu memeriksa dan mengawasi harga-harga ketika peak season libur Lebaran yang kadang-kadang mengalami kenaikan secara tidak wajar dengan alasan kenaikan permintaan terutama untuk daerah tujuan mudik utama .
“Kemudian, pemerintah wajib mengawasi pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan sehingga pendapatan mereka meningkat ketika lebaran. Tanpa adanya tambahan pendapatan, saya rasa dampak ekonomi dari adanya momen Lebaran dan Ramadan akan terbatas,” kata Nailul Huda. (ant/saf/ipg)