
Paus Fransiskus dilaporkan terus memulihkan diri di sebuah rumah sakit Roma, namun masih membutuhkan perawatan medis.
Kondisi Paus berusia 88 tahun itu tetap stabil menurut Kantor Pers Takhta Suci yang mencatat kemajuan yang diamati dalam sepekan terakhir.
Terapi oksigen aliran tinggi terus berlanjut, yang secara progresif mengurangi kebutuhan ventilasi mekanis non-invasif di malam hari.
“Bapa Suci masih memerlukan perawatan medis di rumah sakit, serta fisioterapi dan fisioterapi pernapasan. Terapi-terapi ini saat ini menunjukkan kemajuan lebih lanjut dan bertahap,” kata Vatikan dalam laporannya yang dilansir Antara, Minggu (16/3/2025).
Fransiskus, yang merupakan pemimpin spiritual umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, tidak dapat berpidato di dua acara publik pada 9 dan 12 Februari, mengindikasikan bahwa dia menderita bronkitis dan kesulitan bernapas. Dia lantas meminta para ajudannya untuk membacakan teks pidatonya.
Kemudian pada 14 Februari, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli dan dilaporkan mengalami infeksi polimikroba di saluran pernapasannya.
Vatikan pada 18 Februari mengumumkan bahwa Paus Fransiskus menderita pneumonia bilateral dan kondisi klinisnya cukup rumit. Dia mengalami serangan asma pada 22 Februari dan kondisinya kritis.
Vatikan mencatat bahwa sang Paus, yang mengalami krisis bronkospasme pada 28 Februari, menjalani bronkoaspirasi, di mana pengobatan ventilasi mekanis dimulai. Pengobatan tersebut tercatat mendapat respons positif.
Kondisinya tetap stabil pada 1 – 2 Maret
Pemimpin umat Katolik dunia itu mengalami gagal napas akut dua kali dan pengobatan ventilasi mekanis non-invasif dilanjutkan pada 3 Maret. Paus Fransiskus kembali stabil sejak 4 Maret, dan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Pemulihan yang dikonfirmasi secara radiologis juga tercatat pada beberapa hari sebelumnya pada rontgen dada terakhirnya pada 12 Maret. (ant/bil/ham)