Kisah di balik penemuan motor kurir paket yang dicuri di Keputih Surabaya, Kamis (2/1/2025) kemarin, melibatkan banyak pihak. Selain pihak kepolisian yang bertugas di lapangan, Suara Surabaya sebagai penerima informasi pertama kali, juga ikut berperan penting.
Widya Safitri Redaktur Radio Suara Surabaya menceritakan, informasi mengenai pencurian motor kurir paket itu pertama diterima, Kamis pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.
“Saat itu, yang pertama kali telepon ke SS bukan mas Eka, kurir paket yang motornya dicuri. Melainkan Rizky pendengar SS lainnya, yang kebetulan lewat di lokasi kejadian dan mengetahui adanya kejadian itu,” terangnya, Jumat (3/1/2025).
Karena kejadian itu belum lebih dari satu jam, lanjut Widya, telepon dari Rizky segera diudarakan.
“Lewat telepon itu, kami juga meminta untuk bisa telepon dengan mas Eka, korban yang kehilanan motor. Waktu telepon itu, mas Eka bilang kalau di motornya, ada handphone yang tertinggal,” lanjutnya.
Handphone yang tertinggal itu menjadi salah satu kunci pengungkapan kasus ini. Kata Widya, lewat GPS di handphone yang tertinggal itu, Suara Surabaya membantu untuk melacak lokasi terakhir motor milik Eka.
“Begitu on air selesai, kami masih lanjut telepon dengan mas Eka untuk didata lagi yang lebih lengkap. Di situ, kami minta nomor telepon, email, password untuk akses handphone mas Eka yang tertinggal di motor agar bisa melacak via GPS, dan mas Eka percaya sepenuhnya pada kami,” jelasnya.
Selama dua jam pelacakan melalui GPS handphone, Eka melihat bahwa motornya berpindah lokasi beberapa kali. Mulai dari Labang, Kwanyar, Tanah Merah, hingga kembali lagi ke Kwanyar.
Widya mengatakan, selama perpindahan itu juga, Gatekeeper (GK) Suara Surabaya segera menginfokan ke pihak kepolisian di wilayah itu untuk melakukan pencarian unit.
“Kami di GK juga nggak sekadar tracking GPS, tapi juga membuka peta untuk mengetahui daerah itu dekat dengan apa saja hingga memutuskan untuk menghubungi pihak kepolisian. Setiap pergerakan yang terjadi, kami infokan juga ke penyiar agar diudarakan. Supaya masyarakat yang ada di daerah tersebut, jika melihat motor dengan ciri-ciri yang kami sampaikan, bisa bantu mengamankan atau melapor ke kami,” ungkapnya.
Sebelum sinyal GPS mati pada pukul 10.21 WIB, GK Suara Surabaya sama sekali tidak mencoba menelepon HP milik Eka yang tertinggal di motor. Tujuannya, agar pencuri tidak sadar bahwa ada HP yang tertinggal di dashboard motor.
Saat sinyal GPS mati, Widya langung mengabarkan pada pihak kepolisian sesuai dengan lokasi terakhir titik handphone itu terlacak.
Perjalan penemuan motor kurir paket yang dicuri hingga ditemukan kembali, menurut Widya, merupakan hasil kesigapan dari berbagai pihak. Termasuk salah satunya adalah tim Suara Surabaya.
“Banyak peran yang dilakukan oleh tim SS saat mendapat laporan kehilangan. Ada penyiar yang mengudarakan, kami di gatekeeper juga membagi tugas. Ada yang terus berkomunikasi dengan korban, menghimpun masukan dari pendengar, juga menghubungi pihak-pihak terkait,” tuturnya.
Widya juga memuji kesigapan polisi khususnya Polres Bangkalan dalam mengungkap kasus pencurian ini, hingga kendaraan korban bisa kembali lagi.
“Pihak kepolisian juga sangat tanggap dengan laporan kehilangan ini. Saat kami infokan, polisi di wilayah-wilayah itu juga responsif dan langsung melakukan pergerakan. Kami juga minta ke polisi untuk bisa segera menangani kasus ini, terlebih masih ada pergerakan dari motor itu,” tandasnya.(kir/bil/iss)