
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur (Jatim) mengajak masyarakat, khususnya ibu hamil, untuk memanfaatkan dua aplikasi inovatif milik Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, yakni elektronik Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil (e-Detik) dan Bunda Anak Impian (BUAIAN).
Ajakan tersebut disampaikan Khofifah bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh setiap 7 April.
“Dengan aplikasi e-Detik dan BUAIAN, ibu hamil dapat melakukan deteksi dini risiko kehamilan secara mandiri. Ini penting, karena menurut data WHO, hampir 300 ribu ibu meninggal dunia setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan,” ujarnya di Surabaya, Senin (7/4/2025), seperti dikutip Antara.
Khofifah menjelaskan, aplikasi e-Detik merupakan inovasi untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) di Jatim. Melalui aplikasi ini, ibu hamil dapat memantau kondisi kehamilan mereka, termasuk mengisi data tanda bahaya secara mandiri, yang kemudian dipantau oleh kader dan tenaga kesehatan.
“Sampai saat ini, tercatat sebanyak 1.026 ibu hamil telah memanfaatkan aplikasi e-Detik, dengan 20 persen di antaranya terdeteksi berisiko tinggi. Keluhan terbanyak adalah batuk, nyeri dada, dan kecemasan,” katanya.
Sementara itu, aplikasi BUAIAN ditujukan sebagai skrining awal bagi ibu hamil maupun pasangan usia subur yang berencana memiliki anak. Aplikasi ini membantu mengidentifikasi risiko sejak dini sehingga dapat ditangani lebih cepat di fasilitas kesehatan.
“Pengguna aplikasi BUAIAN telah mencapai 6.713 orang, dengan 26,5 persen di antaranya terdeteksi berisiko tinggi. Faktor risiko tertinggi adalah berat badan yang kurang ideal,” tambah Khofifah.
Ia menambahkan, meskipun angka kematian ibu di Jatim menunjukkan tren penurunan, perhatian terhadap isu ini harus tetap menjadi prioritas. Pada 2024, AKI Jatim tercatat sebesar 82,56 per 100.000 kelahiran hidup (KH), turun dari 93,73 per 100.000 KH pada 2023, dan berada di bawah target provinsi yaitu 93,34 per 100.000 KH.
“Meski terjadi penurunan, kita tidak boleh lengah. Pemprov Jatim terus melakukan berbagai upaya strategis, termasuk melalui inovasi aplikasi e-Detik dan BUAIAN,” ujarnya.
Selain penggunaan aplikasi, Khofifah juga menyoroti layanan pemeriksaan kehamilan yang kini semakin mudah diakses. Ibu hamil mendapat layanan minimal enam kali pemeriksaan kehamilan, termasuk dua kali pemeriksaan USG oleh dokter, yang seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Untuk kasus kehamilan berisiko tinggi, Pemprov juga menyediakan fasilitas rujukan ke rumah sakit tingkat lanjutan (FKRTL), serta layanan kunjungan nifas pascamelahirkan yang juga ditanggung BPJS.
“Inovasi ini diharapkan mampu mendeteksi secara dini dan memberi penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi kehamilan,” tegasnya.
Khofifah menekankan pentingnya peran ibu sebagai fondasi utama dalam membangun keluarga dan masyarakat yang sehat.
“Al-ummu madrasatul ula. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Maka, kesehatan ibu adalah kunci dalam membangun keluarga yang kuat,” ucapnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan fisik dan emosional bagi ibu hamil, baik sebelum, selama, maupun sesudah proses persalinan.
“Semoga ikhtiar ini menjadi bagian dari terwujudnya Jatim Sehat sebagai salah satu prioritas Nawa Bhakti Satya. Mari kita doakan agar semua ibu di dunia dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat,” tutupnya. (ant/bel/bil/ham)