Minggu, 20 April 2025

Ketua MPR Dukung Usulan Tanggal 3 April Jadi Hari NKRI

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ketua MPR RI Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/11/2024). foto: Antara

Ahmad Muzani Ketua MPR RI menghadiri halal bihalal dengan keluarga besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).

Pada kesempatan itu, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia mengusulkan supaya Mosi Integral Natsir diperingati sebagai Hari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mosi Integral Natsir adalah mosi yang diajukan Mohammad Natsir seorang tokoh politik Islam dan pemimpin Partai Masyumi, di hadapan Parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS), tanggal 3 April 1950.

Tujuannya, mendorong negara-negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat kembali bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mendengar usulan itu, Ketua MPR merespons positif hal tersebut. Menurutnya, Mosi Integral Natsir merupakan cikal bakal NKRI.

“Hari Pancasila dan Hari Sumpah Pemuda, dua hal ini kita peringati. Yang terlupakan yang baru saja disampaikan kawan-kawan Dewan Dakwah. Mosi Integral Natsir menjadi cikal bakal NKRI itu adalah bentuk penyatuan kita menyempurnakan sejarah bangsa kita dari 1928 (sumpah pemuda), 18 Agustus 1945 (penetapan Pancasila sebagai dasar negara), dan kembali ke NKRI (1950),” ujarnya.

Sejak Indonesia merdeka pada 1945 hingga Mosi Integral Natsir, lanjut Muzani, bentuk negara Indonesia mengalami perubahan beberapa kali.

Sampai tahun 1949, sistem pemerintahan menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Lalu, pada 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan kembali ke NKRI.

“Kenapa kemudian pandangan itu bisa diterima dengan cepat (Pembubaran RIS dan kembali ke NKRI) oleh fraksi-fraksi yang berbeda pandangan politik dan berbeda ideologi ketika itu? Karena mereka punya kesamaan pandangan dan kepentingan harus kembali pada NKRI,” katanya.

Kalau waktu itu Indonesia tidak kembali kepada NKRI dan tetap dengan sistem federal RIS, Muzani bilang persatuan dan kesatuan mungkin tidak lagi terjadi hari ini.

“Ketika itu jika kita baca referensi, pegelompokan kita dalam bernegara makin jadi atas dasar kedaerahan. Sebagai orang yang nemiliki visi ke depan tentang Indonesia, Natsir melihat kalau bentuk negara federal ini diteruskan ada bahaya dan ancamannya bagi masa depan bangsa ini, apa bahayanya? Yakni persatuan yang kita cita-citakan dalam berngera, dalam merah putih, dalam NKRI, bisa rusak dan terpecah belah,” pungkasnya.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Surabaya
Minggu, 20 April 2025
30o
Kurs