Selasa, 1 April 2025

Kemenag Sebut Hilal di Indonesia di Bawah Kriteria MABIMS, Lebaran Berpotensi 31 Maret

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi Petugas meneropong posisi hilal. Foto: Antara

Cecep Nurwendaya Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI mengungkapkan, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Dalam seminar jelang Sidang Isbat 1446 Hijriah di Kantor Kemenag, Jakarta pada Sabtu (29/3/2025), Cecep memaparkan tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara -3°15’28″(-3,26°) sampai dengan -1°04’34″(-1,08°), dengan elongasi antara 1°36’23″(1,61°) sampai dengan 1°12’53″(1,21°).

Merujuk kriteria MABIMS, awal bulan hijriah ditetapkan jika hilal memiliki tinggi minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut antara dua benda langit mencapai 6,4 derajat.

“Berdasarkan kriteria MABIMS pada tanggal 29 Ramadhan 1446 Hijriah/29 Maret 2025 Masehi, posisi hilal di wilayah NKRI tidak ada yang memenuhi kriteria tinggi hilal minimum 3 derajat dan elongasi minimum 6,4 derajat,” katanya dilansir dari Antara.

Sehingga Cecep memprakirakan bahwa tanggal 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 dengan merujuk kepada metode istikmal atau menyempurnakan/membulatkan bilangan bulan menjadi 30 hari jika rukyatul hilal (penglihatan hilal) tidak berhasil dilakukan, yang tentunya tetap menunggu pada hasil Sidang Isbat yang akan ditetapkan hari ini.

Ia juga memaparkan secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi yang bisa digunakan untuk memvalidasi rukyatul hilal terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB.

Namun Cecep menjelaskan ijtimak kali ini bertepatan dengan momentum gerhana matahari parsial, sehingga kejadian ini tidak bisa dilihat secara sempurna.

“Sayangnya gerhana tidak bisa diamati di wilayah Indonesia, hanya di wilayah Arika Barat Laut, Eropa, serta Rusia bagian Utara,” ujarnya.

Cecep juga mengungkapkan, terdapat potensi perbedaan perayaan Idul Fitri di belahan dunia lain seperti di wilayah Amerika Utara, Tengah, serta sebagian wilayah Amerika Selatan bagian Utara yang hilalnya memenuhi syarat jika mengacu pada kriteria MABIMS.

Namun demikian, sambungnya, tentunya berbagai wilayah tersebut mungkin memiliki kriteria yang berbeda dalam menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

“Di seluruh wilayah NKRI tidak memenuhi kriteria Visibilitas Hilal atau Imkan Rukyat MABIMS. Oleh karenanya, hilal menjelang awal Syawal 1446 H pada hari rukyat ini secara teoritis diprediksi mustahil dapat dirukyat, karena posisinya berada di bawah ufuk pada saat matahari terbenam,” tutur Cecep Nurwendaya. (ant/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Selasa, 1 April 2025
26o
Kurs