
Henry de Fretes adik YA (53), warga Rungkut Harapan yang jasadnya diduga digit anjing, meyakini korban meninggal dunia karena sakit.
“Saya meyakini kakak saya meninggal dunia karena sakit. Sebelum meninggal dunia, dia memang ada sakit paru-paru,” terangnya, Senin (14/4/2025).
Henry mengatakan, dia sempat mengintip jasad sang kakak sebelum akhirnya mendobrak kamar.
“Waktu saya intip, anjing-anjing itu berada di sekitar jasad dan sedang menjilat bagian kepala korban. Setelah itu baru saya dobrak kamarnya,” katanya.
Menurut Henry, munculnya penyakit paru-paru itu diduga karena korban tinggal bersama anjing-anjing di dalam kamar.
“Karena mungkin, ya mungkin, dia sekumpul sama anjing kan sudah lama. Jadi bulu-bulu anjing itu mungkin (penyebabnya),” ungkapnya.
Korban YA, kata Henry, telah memelihara anjing sejak tahun 2019, dengan jumlah tiga ekor.
Semakin lama, jumlah anjing semakin banyak hingga berujung mendapat teguran dari tetangga sekitar lantaran terganggu dengan suaranya.
“Pokoknya sampai kemarin itu, anjing di rumah ada sepuluh ekor,” tegasnya.
Sementara itu, AKP Agus Santoso Kapolsek Rungkut mengungkapkan bahwa hingga saat ini hasil autopsi korban belum keluar.
“Belum (keluar) hasilnya,” ungkap Agus saat dikonfirmasi suarasurabaya.net.
Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (11/4/2025) seorang pria berinisial YA (53) warga Rungkut Harapan ditemukan meninggal dunia di kamarnya dengan luka bagian kepala dan tangan.
Sementara untuk memastikan dugaan gigitan anjing, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.
Selain itu, saat ini sembilan anjing (satu dari 10 ekor anjing sebelumnya sudah mati sebelum peristiwa ini–red) korban telah dievakuasi dan dipindahkan BPBD Surabaya ke bekas puskeswan dekat Hitech Mall, di kawasan Jalan Kusuma Bangsa. (kir/saf/ipg)