Rabu, 5 Februari 2025

Kapolri: Sinergi Ulama dan Polri Menjaga Kamtibmas Penting untuk Pertumbuhan Ekonomi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Jenderal Listyo Sigit Prabowo Kapolri saat berpidato dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Jakarta, Rabu (5/2/2025). Foto: istimewa

Global Terrorism Index menyatakan Indonesia masih berada pada peringkat 31 dari 163 negara soal terorisme. Walau masih ada, serangan teror jauh menurun karena tindakan pencegahan yang terus dilakukan.

Hal itu disampaikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo Kapolri pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

“Terima kasih, NU menjadi yang paling depan dalam hal ini,” kata Kapolri

Jenderal Sigit melanjutkan, para Ulama NU juga hadir dalam penanganan wabah Covid-19. Mereka bersedia untuk disuntik vaksin terlebih dahulu. Sehingga, masyarakat dapat mengikutinya.

“Yang fenomenal pada saat kita menghadapi Covid. Masyarakat masih ragu disuntik. Namun, dengan dipimpin para kiainya untuk disuntik vaksin duluan, maka umat ikut dan seluruh Rakyat Indonesia ikut. Ini yang membuat Indonesia bisa segera pulih dari situasi Covid dan pemulihan ekonomi nasional,” lanjutnya.

Berikutnya, Kapolri menegaskan pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari stabilitas keamanan nasional. Keamanan mendukung terwujudnya peningkatan ekonomi.

“Dimensi keamanan nasional tidak dapat dipisahkan dari kinerja ekonomi,” jelasnya.

Kapolri menambahkan, terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi tidak terjadi kalau tidak ada stabilitas kamtibmas,” ujarnya.

Sigit menyebut, sejumlah negara yang masih dilanda konflik, ekonominya terpuruk. Sementara Indonesia berada di peringkat 17 dari 141 negara yang masuk dalam kategori negara paling aman.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolri juga menyampaikan NU dan Polri bisa bekerja sama di seluruh tingkatan kepengurusan. Sebab, NU memiliki sumber daya dan kepengurusan hingga tingkat desa.

“Ini tentunya akan sangat baik kalau kemudian bisa dikolaborasikan dengan seluruh elemen bangsa, kementerian dan lembaga, termasuk Polri,” terangnya.

Kolaborasi itu dapat dilakukan dalam berbagai hal, seperti makan bergizi gratis, swasembada pangan, Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab, Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi agar bisa membawa lompatan negara. Kalau tidak, hal tersebut akan berdampak pada kemunduran.

“Harapan kami, NU terus bisa bersatu bersama dengan seluruh elemen khususnya Polri untuk bergandengan tangan, saling menguatkan untuk mewujudkan Indonesia maslahat, bangsa yang kuat, terhormat, dan sejahtera, bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun Ghafur,” tegasnya.

Kata dia, NU juga mendukung dalam menjaga empat pilar bangsa, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-undang Dasar 1945.

“Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah empat pilar konsensus yang harus dijaga sampai kapan pun. Yang paling depan adalah Nahdlatul Ulama. Ini harus kita jaga, kita perjuangkan sampai kapan pun karena ini pilar,” pungkas Kapolri.(faz/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Rabu, 5 Februari 2025
28o
Kurs