Senin, 7 April 2025

Kakorlantas: Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Menurun, Tapi Pergerakan Kendaraan Naik 1,1 Persen

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Antrean kendaraan di Gerbang Tol Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, pada arus balik Lebaran 2025, Minggu (6/4/2025). Foto: Antara

Jumlah pemudik saat libur Lebaran 2025 tercatat mengalami penurunan hampir di semua moda transportasi jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan melalui Strategi Hub Sistem Informasi Transportasi Terintegrasi, sejak H-10 hingga H+2 Lebaran 2025 (1 April 2025 pukul 20.00 WIB), tercatat 10.168.141 orang melakukan perjalanan mudik.

Angka ini turun sekitar 563.000 penumpang dibandingkan periode yang sama pada 2024. Penurunan terjadi di hampir semua moda transportasi, mulai dari jalan raya, sungai dan penyeberangan, laut, udara, hingga kereta api.

Meski demikian, Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri menyebut, pergerakan kendaraan selama masa mudik dan balik Lebaran 2025 justru mengalami kenaikan hingga 1,1 persen.

“Sebetulnya, survei penurunan itu untuk pergerakan orang. Tapi pergerakan kendaraan itu ada kenaikan 1,1 persen,” kata Agus kepada Radio Suara Surabaya, Senin (7/4/2025).

Kakorlantas menjelaskan, meskipun pergerakan orang diprediksi turun berdasarkan survei, jumlah kendaraan yang melintasi jalan tol justru meningkat.

“Contohnya, puncak arus mudik tahun 2024 itu lebih tinggi puncak arus mudik pada tahun 2025. Jadi kita lebih tinggi. Jadi pergerakan kendaraan kan lebih banyak,” katanya.

Data peningkatan aktivitas kendaraan yang dimiliki Polri, kata dia, berdasarkan dari sistem penghitungan kendaraan yang melewati gerbang tol.

“Artinya, aktivitas kendaraan yang melintasi jalan tol itu kan ter-update ya. Ada radar yang menghitung kendaraan yang melintasi. Kita lebih banyak,” ujarnya.

Agus menambahkan, kebijakan pembatasan kendaraan berat atau “jumbo 3” selama masa arus mudik dan balik juga sangat membantu kelancaran lalu lintas serta menekan angka kecelakaan.

“Faktor itu yang sangat penting. Ketika dulu di dalam operasi itu hanya tiga hari berlaku delay system ini pemerintah berani membuat kebijakan yang cukup berpihak kepada pemudik ya, jadi memprioritaskan para pemudik,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya kesiapan moda transportasi dan infrastruktur untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik di tahun-tahun mendatang.

“Yang paling terpenting adalah bagaimana nanti kita semuanya, pemerintah, bisa mempersiapkan moda transportasi yang siap. Baik itu bus, itu kereta, baik itu pesawat. Moda transportasi ini harus dipersiapkan dari jauh-jauh,” ujarnya.

Termasuk juga, tambah Agus, kesiapan jalan dan skenario rekayasa lalu lintas seperti one way, contraflow, serta jalur alternatif perlu diperhitungkan matang untuk menghadapi lonjakan kendaraan.

“Sistemnya bagaimana untuk membuangnya bagaimana, dan untuk membuat kontraflow-nya ini ada rembusnya, visi rasio daripada panjang jalan, panjang tol, dan jumlah kendaraan yang bangkitannya cukup ekstrem,” pungkasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Senin, 7 April 2025
29o
Kurs