
Jepang akan menerima warga Palestina yang terluka dari Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan medis, menandai pertama kalinya negara itu memberikan dukungan langsung kepada korban perang genosida Israel.
Dilansir dari Antara, Rabu (26/3/2025), setidaknya dua warga Gaza yang terluka diperkirakan akan tiba di Jepang mulai hari ini.
Rencana evakuasi dan perawatan itu disusun bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan para pasien akan dirawat di Rumah Sakit Pusat Pasukan Bela Diri Jepang di Tokyo.
Shigeru Ishiba Perdana Menteri Jepang, bulan lalu memastikan pemerintah Jepang sedang mencari cara untuk memberikan bantuan medis kepada warga Palestina, termasuk melalui program pendidikan.
“Kami berupaya menemukan cara untuk menerima orang-orang yang sakit atau terluka di Gaza agar dapat dirawat di Jepang,” kata Ishiba dalam sesi parlemen.
Dia menambahkan, Tokyo juga tengah menyiapkan inisiatif khusus bagi mahasiswa Palestina untuk melanjutkan studi di universitas-universitas Jepang.
Militer Israel melancarkan serangan udara mendadak ke Jalur Gaza pada 18 Maret 2025, menewaskan hampir 800 orang dan melukai lebih dari 1.600 lainnya.
Serangan itu sekaligus menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, kelompok Palestina, yang mulai berlaku sejak Januari.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.100 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak tewas akibat agresi militer brutal Israel di Gaza, sementara lebih dari 113.700 lainnya mengalami luka-luka.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu pemimpin otoritas Israel dan Yoav Gallant mantan kepala pertahanan atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas serangannya di wilayah tersebut. (ant/nis/ris/rid)