
Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak tetap optimal dilakukan di seluruh Indonesia, meskipun sudah menjelang Idulfitri 2025/1446 Hijriah.
Andi Amran Menteri Pertanian (Mentan) Sulaiman mengatakan, pada saat tren kasus meningkat di awal tahun, Kementan mengalokasikan anggaran Rp100 miliar untuk alokasi 4 juta dosis vaksin dalam upaya mengatasi wabah PMK.
“Begitu ada PMK, Rp100 miliar langsung kami geser, dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah tren kasus PMK saat ini sudah melandai,” katanya saat dilansir dari Antara, pada Rabu (26/3/2025).
Dia mengklaim terus bergerak cepat dalam menangani penyebaran PMK. Lalu, Amran juga meminta jajarannya untuk tetap siaga terhadap wabah tersebut.
Sementara itu, Agung Suganda Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan mengatakan, timnya melakukan pemantauan harian rutin melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) sebagai upaya mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak di berbagai daerah menjelang Idulfitri.
Ternak yang baru tiba di lokasi tujuan, kata dia, biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan selama perjalanan. Kondisi itu, membuat rentan terserang penyakit, termasuk PMK.
“Ternak sakit yang tidak segera ditangani dapat menulari ternak lain dan merugikan peternak. Kami mengimbau semua peternak dan pelaku usaha untuk segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat jika menemukan ternak yang sakit agar bisa segera ditangani,” katanya.
Untuk memastikan kasus PMK terus melandai, Kementan meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar mampu melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian PMK berbasis risiko.
“Dengan sumber daya yang terbatas, strategi ini memungkinkan daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat guna mengantisipasi penyebaran PMK,” tuturnya.
Sebagai langkah pencegahan, Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari-Maret dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli-September.
Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional yang bersumber dari APBN telah mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10 persen dari distribusi 1.583.200 dosis.
Vaksinasi yang bersumber dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis, sehingga total vaksinasi secara nasional mencapai 1.688.651 dosis.
“Angka itu masih terus bergerak karena petugas terus melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami berharap bisa mencapai minimal 70 persen,” ujar Agung.
Imron Suandy Direktur Kesehatan Hewan Kementan mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah guna mempercepat pengendalian PMK. Bantuan tersebut mencakup antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, dan peralatan medis lainnya.
Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin.
“Tidak cukup hanya mengandalkan vaksinasi. Semua aspek harus diperhatikan secara berkelanjutan,” pungkasnya.(ant/ris/rid)