
Sejumlah warga mendirikan tenda untuk mengungsi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) kawasan SMPN 46 Jakarta, Pejaten Timur, Jakarta Selatan untuk bertahan diri selama permukimannya terendam banjir.
“Dulu kan kita pernah ke sini duluan buat tidur, pinter-pinteran aja cari tempatnya,” kata Titin dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Titin mengatakan dirinya bahkan tidak sempat sahur pada pukul 04.00 WIB, lantaran baru saja bangun tidur. Dia bersama keluarga harus berbenah mengemasi barang-barang yang bisa dibawa ke pengungsian.
“Boro-boro sahur. Jam 04.00 WIB air sudah datang, jam 07.00 WIB kami sudah ada di makam,” ujarnya.
Sementara, warga lainnya bernama Acang mengatakan di rumahnya kini sudah setinggi dua meter atau setinggi atap rumah.
Ia mengaku memilih menetap sementara di makam lantaran untuk beristirahat sejenak.
“Tadi di rumah saya air sudah dua meter lebih, mentok hingga atap,” ujar Acang.
Kini, Acang dan Titin mendapatkan bantuan makanan dari saudara-saudaranya yang berdatangan.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah warga Pejaten Timur yang terdampak banjir yakni sebanyak 1.173 kartu keluarga (KK) dan 3.599 jiwa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat hingga pukul 13.00 WIB, ada enam Rukun Tetangga (RT) di Rawajati, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 30 hingga 120 sentimeter (cm), yang disebabkan meluapnya Kali Ciliwung. (ant/nis/saf/ipg)