
AR (37 tahun) asisten masinis Kereta Commuter Line Jenggala yang meninggal dalam kecelakaan karena tertemper truk di Gresik, Selasa (8/4/2025), dikenal sebagai sosok yang dekat dengan anak.
Menurut NDA (37 tahun) istrinya, AR pamit berangkat kerja sejak Selasa siang. Sebelumnya sejak pagi ia menemani anak mengerjakan tugas, lalu sesaat sebelum berangkat AR, mengajak anaknya keliling perumahan.
“Siang habis salat duhur dia pamit berangkat anaknya yg kecil minta muter, istilahnya biasanya anak kecil minta muter dulu, habis itu pamitan saliman biasa, sorenya dikasih kabar (meninggal),” katanya, Kamis (10/4/2025) sore, saat ditemui di rumah duka Jalan Sidotopo Lor, Surabaya.
Pria dari tiga bersaudara itu dikenal sang istri sangat sayang dan dekat dengan anaknya.
“Iya rutinitas, dari anak dulu yang pertama dan kedua sama (ngajak keliling perumahan dulu baru berangkat), sayang banget sama anak. Kalau kerja yang dicari anak,” ucapnya haru.

Sebelum kejadian, menurutnya AR tidak menitip pesan apapun, hanya memang cenderung lebih diam dari biasanya.
“Enggak ada firasat. Memang lebih banyak diamnya, kita enggak firasat sama sekali,” tuturnya.
“Lebih banyak diam, ditawari diambilkan makan dijawab iya,” sambungnya.
Tapi cerita adik korban, sempat mimpi bersamaan dengan kejadian, didatangi AR diminta pulang ke rumah.
“Jadi, (suami) kayak bangunin, dek banguno pulango ke rumah bapak, nanti kalau ada apa-apaminta tolong, anak saya dipanggil Aa, Aa suruh azanin saya (almarhum). Mangkanya sama adeknya disampaikan alhamdulilah terlaksana. Jadi, kan kayak mimpi tapi kenyataan, percaya enggak percaya,” ucapnya.
Diketahui, AR gugur dalam tugasnya sebagai asisten masinis ketika KA Commuter Line Jenggala yang ditumpanginya kala itu terlibat kecelakaan dengan truk muat kayu.
Truk menemper bagian depan kereta di perlintasan sebidang tanpa palang pintu, di Jalan Perlintasan Langsung 11 antara Stasiun Indro-Kandangan Selasa (8/4/2025) malam. (lta/bil/ham)