
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah kembali terancam setelah Israel melancarkan serangan udara dan artileri ke Lebanon Selatan pada Sabtu (22/3/2025).
Dilansir dari Reuters pada Minggu (23/3/2025), serangan ini merupakan respons atas peluncuran roket dari wilayah Lebanon yang menyeberang ke perbatasan Israel.
Akibatnya, sedikitnya delapan orang meninggal dunia, memperkeruh situasi damai yang baru saja tercapai setelah perang selama setahun antara Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Konflik ini menjadi salah satu dampak paling mematikan dari perang Gaza. Serangan intensif Israel, yang terjadi setelah berbulan-bulan saling tembak lintas batas, telah menghancurkan banyak komandan senior Hizbullah, ratusan pejuang, serta sebagian besar persenjataan kelompok tersebut.
Hizbullah membantah terlibat dalam peluncuran roket pada Sabtu tersebut. Dalam pernyataannya, kelompok ini menyatakan “tidak memiliki kaitan” dengan serangan itu dan tetap berkomitmen pada gencatan senjata.
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Seorang pejabat Israel menyebut identitas pelaku peluncuran roket belum terkonfirmasi. Dari enam roket yang ditembakkan, tiga di antaranya melintasi wilayah Israel dan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Namun, Israel tetap membalas dengan dua gelombang serangan yang menewaskan tiga orang di Bint Jbeil dan Touline, serta lima orang di Tyre, Lebanon Selatan, menurut laporan kantor berita nasional Lebanon yang mengutip otoritas kesehatan setempat.
Serangan ini menjadi yang pertama sejak Israel membatalkan gencatan senjata terpisah di Gaza dengan Hamas, sekutu Hizbullah yang sama-sama didukung Iran, musuh utama Israel.
Militer Israel kemudian mengumumkan serangan tahap kedua yang menargetkan apa yang disebut sebagai fasilitas Hizbullah.
“IDF akan melakukan segala cara untuk menegakkan gencatan senjata dan memastikan warga kami kembali ke rumah dengan aman,” ujar Ophir Falk, penasihat kebijakan luar negeri untuk Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel, kepada Reuters.
Pagi itu, militer Israel melaporkan telah mencegat tiga roket yang diluncurkan dari wilayah Lebanon, sekitar enam kilometer utara perbatasan menuju Metula.
Ini merupakan pelanggaran kedua sejak gencatan senjata yang ditengahi AS pada November lalu. Netanyahu memerintahkan militer untuk “bertindak tegas” dengan menyerang puluhan target teror di Lebanon, termasuk peluncur roket dan pusat komando Hizbullah. (saf/iss)