Minggu, 13 April 2025

Israel Berencana Jadikan Rafah sebagai Zona Penyangga di Jalur Gaza

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi - Gaza yang porak poranda. Foto: Antara

Israel dikabarkan berencana memasukkan Kota Rafah di Gaza selatan ke dalam zona penyangga yang sedang dibangun di sepanjang perbatasan, demikian laporan media Israel pada Rabu (9/4/2025).

Harian Haaretz melaporkan bahwa pihak militer Israel tengah menciptakan zona penyangga di Gaza yang mencakup area seluas 75 kilometer persegi, atau sekitar seperlima dari total wilayah Palestina tersebut.

“Langkah ini secara efektif akan menjadikan Gaza sebagai sebuah daerah kantong (enklaf) yang dikelilingi wilayah di bawah kendali Israel, serta memutus aksesnya dari perbatasan Mesir,” tulis Haaretz.

Wilayah tersebut terletak antara Koridor Philadelphi di selatan dan Jalur Morag di utara. Sebelum pecahnya perang Israel pada Oktober 2023, kawasan ini dihuni sekitar 200.000 warga Palestina.

“Namun dalam beberapa pekan terakhir, kawasan tersebut nyaris sepenuhnya kosong akibat kehancuran besar yang disebabkan oleh serangan militer Israel,” lanjut laporan itu.

Harian tersebut juga menyebutkan bahwa jika Rafah dimasukkan ke dalam zona penyangga, hal itu akan memungkinkan Israel merebut wilayah yang lebih luas di Gaza.

“Dalam beberapa hal, tampaknya militer Israel ingin menerapkan strategi yang sama seperti yang mereka lakukan di Gaza utara,” tambahnya, dilansir Antara.

Sebagai bagian dari persiapan, militer Israel dilaporkan tengah memperluas Jalur Morag, yang memisahkan Rafah dan Khan Younis di Gaza selatan, dengan merobohkan bangunan-bangunan yang berada di sepanjang jalur tersebut.

Haaretz menyebut langkah baru itu sebagai bagian dari upaya Israel untuk meningkatkan tekanan terhadap kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Belum ada konfirmasi resmi dari militer Israel terkait rencana memasukkan Rafah ke dalam zona penyangga tersebut.

Militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan ke Gaza pada 18 Maret lalu, yang menewaskan hampir 1.500 orang, melukai lebih dari 3.700 lainnya, serta menggugurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang ditandatangani pada Januari.

Pekan lalu, Benjamin Netanyahu pemimpin otoritas Israel bersumpah akan meningkatkan serangan ke Gaza di tengah upaya penerapan rencana Donald Trump Presiden AS untuk memindahkan warga Palestina dari wilayah tersebut.

Lebih dari 50.800 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan serangan brutal pada Oktober 2023, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap, Yoav Gallant Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresi mereka di wilayah tersebut. (ant/bel/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Minggu, 13 April 2025
31o
Kurs