Senin, 10 Maret 2025

Iran Tak Butuh Surat dari AS untuk Hilangkan Sanksi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Bendera Iran terlihat di markas besar PBB di New York, AS. Foto: Antara

Mohammad-Baqer Qalibaf Ketua Parlemen Iran mengatakan, pihaknya tidak akan menunggu surat apa pun dari Amerika Serikat untuk menghilangkan sanksi terhadap negara republik Islam tersebut.

Qalibaf menyampaikan pernyataan tersebut pada awal sesi terbuka Parlemen, Minggu (9/3/2025), dua hari setelah Donald Trump Presiden AS mengatakan bahwa dia telah mengirim surat kepada Ayatollah Seyyed Ali Khamenei Pemimpin Revolusi Islam, yang menuntut agar perundingan dibuka kembali.

Trump menyampaikan pengumuman tersebut sebulan setelah dia ingin memulihkan “tekanan maksimum” terhadap Iran, yang awalnya dia luncurkan selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Bagian dari kampanye tersebut ditujukan untuk menghentikan total ekspor minyak Iran.

Qalibaf mengatakan bahwa telah terbukti bagi bangsa Iran bahwa sanksi hanya dapat dinetralkan melalui penguatan Iran lebih lanjut, seraya menambahkan bahwa tidak ada perundingan yang akan mengarah pada pencabutan sanksi jika disertai dengan ancaman dan agenda untuk memberlakukan konsesi baru.

“Kami tidak menunggu surat apa pun dari AS, dan kami yakin bahwa, dengan menggunakan kapasitas dan peluang internal untuk mengembangkan hubungan luar negeri, kami dapat mencapai posisi yang membuat musuh tidak punya pilihan selain mencabut sanksi dalam kerangka negosiasi dengan pihak-pihak yang tersisa di JCPOA,” katanya.

Qalibaf mengacu pada kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi bernama Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditinggalkan AS pada 2018 di bawah Trump.

Dia menambahkan bahwa perilaku presiden AS dengan negara-negara lain menunjukkan bahwa tuntutannya untuk membuka kembali negosiasi hanyalah tindakan curang yang ditujukan untuk melucuti senjata Iran.

Pada Sabtu (8/3/2025), Ayatollah Khamenei mengatakan kepada pejabat pemerintah Iran bahwa seruan untuk negosiasi oleh kekuatan “penindas” tidak ditujukan untuk menyelesaikan masalah; sebaliknya, itu adalah upaya untuk memaksakan tuntutan mereka pada Republik Islam.

Kemudian di hari yang sama, Abbas Aragchi Menteri Luar Negeri Iran juga mengatakan Iran belum menerima surat apa pun dari Amerika Serikat. (ant/bel/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Senin, 10 Maret 2025
27o
Kurs