Minggu, 16 Februari 2025

Indonesia Negara Paling Dermawan, Tapi Mengapa Masih Ada Ketimpangan?

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Amelia Fauzia Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Islam Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto: Muhammadiyah

Indonesia, berdasarkan hasil survei Charities Aid Foundation (CAF), sering menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan. Akan tetapi, kenapa masalah ketimpangan masyarakat masih terjadi?

Menurut Amelia Fauzia Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peringkat terbaik Indonesia sebagai negara paling dermawan bukan suatu yang aneh sebab didukung budaya filantropi yang kuat.

“Memang benar kita punya budaya filantropi yang kuat – budaya giving. Budaya itu menjadikan kita mudah membantu, punya solidaritas yang tinggi,” ungkap pemerhati filantropi Islam itu dalam laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (15/2/2025).

Dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) menurutnya saat ini sudah berusaha dan mengarah untuk memakmurkan semua. Namun masih membutuhkan usaha yang lebih besar lagi untuk memakmurkan agar lebih maksimal.

Mengutip survei dari Social Trust, Amelia Fauzi menyebutkan bahwa persentase zakat yang dilakukan oleh muslim Indonesia pada 2003 mencapai 98 persen. Termasuk juga sedekah yang dilakukan mencapai angka 99 persen.

Akan tetapi, dalam penelitian yang lain disebutkan bahwa sistem filantropi yang dijalankan oleh Indonesia masih belum maksimal. Peringkat Indonesia masih jauh di bawah negara-negara ASEAN lain, misalnya saja Singapura.

“Tata kelola kita masih perlu diperbaiki. Filantropi itu, kemakmuran itu bukan hanya tugas lembaga filantropi. Saya juga bilang kaya gitu. Jangan menyalahkan lembaga zakat, lembaga filantropi,” jelas Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Islam Indonesia itu.

Sebab dalam pandangan dunia filantropi dapat dibagi menjadi tiga sektor yang memiliki peran untuk memberikan kemakmuran. Pertama adalah negara, kedua perusahaan, dan yang ketiga adalah civil society atau non government organization.

Selain tata kelola filantropi yang belum maksimal, menurutnya ada penyebab lain penyebab curamnya ketimpangan yaitu sinergitas yang masih lemah, dan strategic giving yang juga masih kurang. Strategic giving masih menjadi PR tersendiri.

Strategic giving ini menurutnya perlu dipikirkan matang-matang. Jangan sampai dana filantropi merata diberikan ke masyarakat yang membutuhkan, namun hanya dalam bentuk karitatif – melainkan harus disalurkan dalam bentuk jangka panjang. (saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Minggu, 16 Februari 2025
26o
Kurs