
Survei Edelman menyebut Indonesia menjadi negara yang bawahannya paling percaya pada atasan dengan angka 93 persen.
Dr. Noviaty Kresna Darmasetiawan, S.Psi., M.Si Dosen Magisten Manajemen dan Wakil Rektor II Ubaya menyebut, artinya ada interaksi positif di tempat kerja, dan karyawan cendrung mengikuti arahan atasan, berani memberi masukan, dan mendukung kebijakan manajemen dengan tetap loyal serta penuh motivasi dalam bekerja.
Menurutnya kondisi ini karena 5 faktor yang memengaruhi. Pertama, budaya kerja di Indonesia memang hormat ke atasan yang sudah turun-temurun.
Kedua, banyak Perusahaan yang menerapkan budaya kerja kekeluargaan terutama perusahaan lokal dan keluarga.
“Karyawan akan merasa lebih dekat dengan atasan yang berperan sebagai mentor dan figur yang dihormati,” katanya saat mengudara di program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (4/3/2025) pagi.
Ketiga, adanya norma agama dan norma sosial yang dipercaya masyarakat soal pentingnya kesetiaan dan hormat ke pimpinan sebagai cerminan moral serta etika baik seseorang.
Keempat, banyak Perusahaan yang mulai peduli terhadap kesejahteraan karyawan sehingga membuat bawahan nyaman dan puas.
Kelima, minim konflik dalam dunia kerja, sehingga pekerja cenderung menerima keputusan manajemen tanpa banyak protes atau bertanya.
Namun menurutnya pimpinan perusahaan perlu terus menjaga kepercayaan bawahan karena angka kepercayaan berdasarkan survei ini menurun disbanding tahun lalu 95 persen.
“Kalau itu mungkin membuat para pimpinan harus mulai ambil langkah strategis bangun kepercayaan,” katanya lagi.
Sikap kepercayaan bawahan ke atasan, lanjutnya, harus dijaga agar tidak hanya menuruti putusan manajemen tanpa berani memberi masukan atau bahkan hanya demi menyenangkan atasan.
Caranya, atasan harus menjaga komunikasi transparan terhadap seluruh karyawan. Lalu, terbuka dalam keputusan strategis dan kondisi perusahaan.
“Salah satunya menghadapi tantangan ekonomi,” imbuhnya.
Atasan juga perlu terus mendorong karyawannya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
“Harus membuka ruang dialog mendorong karyawan aktif kontribusi memgambil keputusan, agar merasa dihargai,” ucapnya.
Tidak memberi beban kerja berlebihan yang akan mengurangi kepercayaan karyawan pada atasan.
“(Jangan) ambil keputusan kurang berpihak pada karyawan,” imbuhnya lagi.
Pemimpin juga harus terus meningkatkan kompetensi agar mendukung kepercayaan yang diberikan karyawan.
“Pemimpin yang suskes, yang bisa seimbang antara jaga kepercayaan dan mendorong karyawan berpikir kritis dan inovatif,” tandasnya. (lta)