Kamis, 20 Februari 2025

Hemat Listrik hingga ATK, Pemkot Surabaya Akan Terapkan WFA Untuk ASN Kecuali Pelayanan Langsung

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ribuan ASN kelurahan, kecamatan, hingga OPD Pemkot Surabaya mengikuti apel pengarahan di Balai Kota Surabaya. Foto: Dok Meilita suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menerapkan Work From Anywhere (WFA) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) kecuali yang bertugas pelayanan publik langsung, untuk menghemat listrik hingga Alat Tulis Kantor (ATK).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyambut baik rencana Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang mengajak ASN WFA 2 kali dan WFO 3 kali seminggu sesuai terbitnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN dan APBD 2025.

Eri mengungkapkan sebetulnya kebijakan ini sudah mulai dijalankan 2024 lalu meski belum seluruhnya. Karena itu dia berharap jika kebijakan ini diterapkan, bisa efektif mereduksi anggaran perkantoran mulai listrik hingga ATK.

“Dulu sudah nyoba di Balai RW dan sudah jalan. Itu yang sudah kita jalankan di tahun 2024. Jadi insyaAllah kita tinggal ngegas lagi,” katanya, Senin (17/2/2025).

Meski ASN tidak di kantor, lanjutnya, mereka tetap termonitor melalui absensi di aplikasi sekaligus merinci kinerjanya setiap hari, yang sekarang sedang disiapkan Diskominfo.

Pemkot sendiri akan menindaklanjuti kebijakan BKN dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) jika sudah diputuskan. “Kalau sudah dikeluarkan oleh BKN yang katanya (WFO) tiga hari itu, ya kita akan lakukan SE itu juga,” imbuhnya.

Kebijakan ini tidak berlaku bagi ASN yang bertugas pelayanan langsung terhadap masyarakat, misalnya tenaga kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit, serta guru di sekolah.

“Jadi gini, ada pelayanan yang orang langsung datang, ada yang tidak. Seperti perizinan, dia bisa datangnya cukup ke balai RW, sehingga datang kembali RW. Tapi seperti Puskesmas enggak bisa, karena dokter harus standby di rumah sakit. Saya kira bisa bedakan pelayanan publik yang memang tidak bisa, seperti rumah sakit itu tidak bisa. Seperti Puskesmas tetap masuk,” bebernya.

Sementara pelayanan perizinan, administrasi kependudukan, dan lainnya, bisa dialihkan melalui aplikasi.

“Di Puskesmas pun sudah kita lakukan di (program) satu nakes satu RW. Saya minta juga sudah harus maksimal, sehingga orang sakit enggak usah ke Puskesmas, dikirim obatnya ke tempat, diperiksa di tempat balai RW, dikirim ke rumah,” tandasnya.

Melansir Antara, sebelumnya Zudan Arif Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/2/2025), menyebut kalau institusinya sudah menetapkan 10 kebijakan untuk pegawai BKN sekaligus juga menguji keandalan sistem digitalisasi manajemen ASN secara keseluruhan. (lta/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Kamis, 20 Februari 2025
29o
Kurs