
Pemimpin Hamas pada Minggu (23/2/2025) waktu setempat, mengatakan kelompok pejuang Palestina itu tidak akan mengadakan perundingan dengan Israel sampai tahanan warga Palestina dibebaskan oleh Tel Aviv.
Melansir Antara, sebelumnya, Israel dijadwalkan membebaskan 620 tahanan pada, Sabtu (22/2/2025), berdasarkan perjanjian tahap satu gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan sebagai imbalan enam sandera yang dibebaskan Hamas.
Tetapi pemerintah Israel menunda pembebasan tersebut dengan dalih yang disebutnya sebagai “penyerahan sandera yang memalukan.”
“Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh (Israel) melalui mediator sebelum pembebasan tahanan yang disepakati sebagai ganti enam tawanan Israel,” kata Mahmoud Mardawi pemimpin Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Para mediator harus mewajibkan musuh untuk melaksanakan perjanjian tersebut,” tambahnya.
Minggu dini hari, Hamas mengecam penundaan oelh Israel dalam membebaskan tahanan Palestina sebagai “pelanggaran” terhadap gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.
Gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan mulai berlaku bulan lalu.
Mahkamah Kriminal Internasional sendiri telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu untuk Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel dan Yoav Gallant mantan menteri pertahanannya atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Rezim Zionis Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya yang brutal di daerah kantong Palestina itu. (ant/bil/ham)