
Hamas, kelompok perlawanan Palestina, pada Selasa malam (18/2/2025) menegaskan bahwa mereka menolak segala upaya pelucutan senjata atau pengusiran dari Jalur Gaza.
Hamas menekankan bahwa setiap pengaturan masa depan untuk wilayah tersebut harus diputuskan melalui konsensus nasional Palestina.
Hazem Qassem, juru bicara Hamas, menyebut tujuan Israel untuk mengusir kelompok itu dari Gaza sebagai perang psikologis yang konyol.
“Penghapusan (kelompok) perlawanan dari Gaza atau pelucutan senjatanya adalah hal yang tidak dapat diterima,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (19/2/2025).
Sebelumnya pada Selasa, KAN lembaga penyiaran publik Israel melaporkan bahwa Benjamin Netanyahu kepala otoritas Israel telah memutuskan untuk memulai pembicaraan pekan depan terkait fase kedua kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Namun, hal itu bergantung pada pengusiran Hamas dari Gaza dan demiliterisasi wilayah tersebut.
Di pihak lain, Qassem mengungkapkan bahwa pada Sabtu (22/2/2025) mendatang, rakyat Palestina akan menyaksikan pencapaian besar dengan pembebasan tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan hukuman jangka panjang di penjara Israel.
Hamas juga mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan menyerahkan jenazah empat sandera Israel pada Kamis (20/2/2025) dan membebaskan enam tawanan yang masih hidup pada Sabtu sebagai bagian dari pertukaran dengan tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Israel memperkirakan bahwa masih ada 73 sandera Israel yang berada di Gaza, sementara ribuan tahanan Palestina masih berada di penjara-penjara Israel.
Sejumlah laporan dari kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel telah mendokumentasikan kasus penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis terhadap para tahanan Palestina, yang menyebabkan banyak kematian.
Qassem menegaskan kesiapan Hamas untuk melanjutkan fase kedua dan ketiga dari kesepakatan tersebut.
“Kami siap secara politik dan di lapangan untuk menerapkan semua ketentuan dalam kesepakatan,” ujarnya. (ant/nis/ham)