
Pencarian korban gempa di Myanmar dan Thailand terus dilanjutkan setelah bencana besar yang mengguncang pada Jumat (28/3/2025) lalu.
Dilansir dari Reuters pada Senin (31/3/2025), gempa berkekuatan 7,7 skala Richter ini diprakirakan menewaskan sekitar 2.000 orang.
Di Myanmar, tim penyelamat berhasil menyelamatkan empat orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang gadis, dari bangunan yang runtuh di Mandalay, dekat episentrum gempa.
Namun, perang saudara yang sedang berlangsung memperburuk upaya penyelamatan di beberapa daerah.
“Akses ke korban sangat terbatas karena masalah keamanan di beberapa wilayah,” kata Arnaud de Baecque dari Komite Palang Merah Internasional.
Selain itu, di Bangkok, Thailand, tim penyelamat berhasil mengeluarkan satu jenazah lagi dari reruntuhan gedung pencakar langit yang runtuh akibat gempa.
Jumlah korban tewas akibat runtuhnya gedung ini kini mencapai 12 orang, dengan 75 orang masih hilang.
Tim penyelamat Thailand terus berupaya mencari tanda-tanda kehidupan meskipun peluang bertahan hidup berkurang setelah 72 jam.
Di Myanmar, media pemerintah melaporkan sedikitnya 1.700 orang meninggal dunia. Sedangkan pemerintah militer Myanmar telah mengumumkan masa berkabung selama sepekan mulai Senin hari ini. (saf/ham)