Senin, 31 Maret 2025

Fadli Zon Resmi Jadi Ketua Dewan Pembina PARFI ’56

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Fadli Zon Menteri Kebudayaan Republik Indonesia resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI '56).Foto: istimewa

Dalam acara diskusi dan buka puasa bersama yang diadakan di Museum Nasional, Jakarta, pada Kamis (27/03/2025), Fadli Zon Menteri Kebudayaan Republik Indonesia resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI ’56).

Pengangkatan ini juga bertepatan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PARFI ’56 dan BPJS Ketenagakerjaan, yang bertujuan untuk memberikan sistem keagenan bagi para pekerja film di Indonesia.

Marcella Zalianty, Ketua Umum PARFI ’56, menyatakan bahwa Fadli Zon merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Dewan Pembina.

“Dedikasi dan kepemimpinan Pak Fadli Zon di bidang kebudayaan sangat dibutuhkan untuk memperkuat ekosistem perfilman Indonesia. Kami yakin dengan pengalaman beliau, sektor film akan semakin maju dan terlindungi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk membangun industri film yang berkelanjutan.

“Film bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari identitas budaya bangsa dan alat diplomasi yang sangat penting. Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi profesi, dan pelaku industri film adalah kunci untuk membangun industri film yang lebih sehat, inklusif, dan berdaya saing,” ujar Fadli dalam sambutannya.

Fadli juga memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan para pekerja film.

“Kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan langkah strategis dalam memberikan jaminan sosial yang layak bagi para pekerja film. Ini adalah fondasi penting untuk menciptakan ekosistem perfilman yang sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.

Terkait dengan perkembangan industri film di Indonesia, Fadli menyebutkan capaian yang menggembirakan. Pada tahun 2024, penonton film nasional tercatat lebih dari 80 juta orang, mengalahkan penonton film asing yang hanya mencapai sekitar 42 juta.

Namun, Fadli juga menyoroti masih minimnya jumlah layar bioskop di Indonesia.

“Indonesia dengan populasi lebih dari 281 juta jiwa seharusnya membutuhkan lebih dari 28.000 layar film, sementara saat ini baru ada sekitar 3.000 layar. Ini adalah tantangan besar, dan kita perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang konkret,” tegas Fadli.

Selain itu, Fadli juga mendorong pelestarian sejarah sinema Indonesia, yang diwujudkan dengan rencana pembangunan Museum Film Indonesia yang modern dan proporsional.

“Museum film bukan hanya untuk mengenang sejarah sinema Indonesia, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda dan alat diplomasi budaya yang efektif,” jelasnya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Dede Yusuf Macan Effendi Ketua Dewan Pertimbangan PARFI ’56, Arswendy Bening Wakil Ketua Dewan Pertimbangan, Yessy Goesman Komisaris Utama PFN, Deny Yusyulian Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI Jakarta, serta berbagai sineas dan insan perfilman nasional.

Dengan pengangkatan Fadli Zon sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI ’56, diharapkan industri film Indonesia semakin kuat dan melindungi hak serta kesejahteraan para pelaku di balik layar, menjadikan Indonesia sebagai pusat perfilman terkemuka di Asia.(faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Senin, 31 Maret 2025
27o
Kurs