
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memaparkan rincian kebutuhan anggaran untuk pembangunan atau tantangan pengelolaan fiskal yang mengharuskan pengambilan langkah utang atau pembiayaan alternatif.
Rincian itu disampaikan melalui pidatonya sebagai Wali Kota Surabaya periode 2025-2029 dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Surabaya, Senin (3/3/2025).
Kata Eri, butuh anggaran lebih dari Rp25 triliun untuk penanganan permasalahan, mulai banjir hingga pembangunan infrastruktur jalan.
Rinciannya, paling tinggi adalah pembangunan infrastruktur jalan butuh Rp10,6 triliun, lalu penanganan banjir Rp9,6 triliun, kesehatan Rp2,7 triliun, pendidikan Rp2,5 triliun, honor pelayanan publik Rp1,4 triliun tiap tahun, Jaminan Kesehatan Semesta Rp450 miliar, Rutilahu Rp286 miliar, Penerangan Jalan Umum Rp280 miliar, dan beasiswa Rp55 miliar.
“Belum termasuk program UMKM, balai RW, ketahanan pangan, pariwisata, olahraga, kesenian, dan sebagalnya,” kata Eri.
Berkaca dari rincian itu, ia menegaskan langkah utang atau pembiayaan alternatif harus diambil untuk mempercepat pembangunan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 Rp12,3 triliun disebut tidak cukup untuk mengakomodir seluruh program tadi.
“Ketika kita punya penduduk 3 juta, nilai Rp12T tidak ada artinya, tapi bagaimana kita membangun satu kekuatan besar dan punya skala prioritas,” katanya lagi.
Rencana itu, lanjutnya, sudah disampaikan dalam retret atau pembekalan kepala daerah terpilih di Akmil Magelang Jateng pekan lalu.
Eri memastikan langkah itu mendapat dukungan dari Kementerian keuangan dan lainnya, serta Prabowo Subianto Presiden RI.
“Bagaimana kita membangun kota masing-masing dengan pembiayaan alternatif yang kita rencanakan masing-masing itu yang disampaikan Menkeu dan Presiden,” tandasnya.
Diketahui, paripurna itu juga dihadiri pimpinan daerah tetangga, Bupati Gresik, Bupati Sidoarjo, dan Bupati Bangkalan. (lta/saf/ipg)