
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengajak seluruh warga kota tetap menjaga semangat Ramadan sebagai sepanjang tahun, bukan hanya dalam satu bulan suci saja.
Menurutnya, nilai-nilai berbagi, menghormati sesama, dan menahan diri yang tumbuh subur selama Ramadan harus terus dilanjutkan sehari-hari hingga Ramadan berikutnya.
“Ada yang mengeluarkan zakat maal, ada yang mengeluarkan zakat fitra, ada yang sedekah, ada yang infak, bahkan yang non muslim pun membagi sembako. Disitu saya bilang, ya Allah, seandainya bulan-bulan yang sebelas bulan itu menjadi bulan Ramadan semuanya. Iya. Bukan puasanya, tapi berbaginya. Tapi cara menghormatinya. Cara menggargai sesama manusianya,” kata Eri saat mengisi di program Semanggi Suroboyo Suara Suroboyo, Senin (11/4/2025).
Menurutnya, keberhasilan pembangunan sebuah kota tidak semata-mata dinilai dari infrastruktur, tetapi dari kebahagiaan warganya. Dan kebahagiaan itu, kata Eri, tumbuh dari semangat berbagi yang nyata dirasakan saat Ramadan.
“Keberhasilan kota itu bukan dalam hal pembangunan sebenarnya. Tapi pembangunan kota itu berhasil ketika kebahagiaan itu terwujud. Kebahagiaan itu dengan apa? Ya dengan bulan Ramadan tadi,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya juga menekankan pentingnya nilai kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Dia mengatakan membangun jadi satu kekuatan besar, terutama di tingkat kampung.
Eri juga menyoroti pentingnya menjaga ketertiban sosial pasca-Ramadan. Ia mengimbau warga untuk ikut menjaga moralitas kota dengan tidak membiarkan aktivitas negatif seperti peredaran minuman beralkohol tanpa izin hingga perjudian.
“Saya juga sudah menyampaikan, kalau Surabaya ingin berkah hari ini, satu, jangan pernah ada minuman beralkohol yang ada di mana-mana, yang tanpa ada izin. Yang kedua, jangan ada perbuatan maksiat. Jangan pernah ada warung pangku, jangan pernah ada judi. Ini yang saya mohon warga Surabaya memberikan informasi secepatnya,” ujarnya.
Eri juga mengakui kalau dirinya bahkan pernah menerima langsung laporan dari warga yang mengadukan keberadaan aktivitas ilegal seperti perjudian merpati dan penjualan minuman keras eceran. Ia pun langsung menindaklanjuti laporan tersebut bersama Satpol PP.
“Setelah lebaran, karena saya ini punya nomor sendiri mbak, yang saya, sudah saya boost ya, itu bisa masuk ke wargaku, bisa masuk ke nomor saya. Saya malah kasih tau ke Satpol PP-nya untuk coba ini cek. Ya ternyata benar semua. Berarti ternyata saya lebih cepat lagi dari teman-teman Satpol PP dan teman-teman Pemkot lainnya,” ujar Eri.
Ia juuga berharap, semangat untuk saling mengingatkan dan melaporkan hal-hal yang merusak ketertiban bisa menjadi budaya baru bagi warga Surabaya.
“Harus berani. Berani lapor, berani melawan. Berani melawan sama-sama. Dan jadikan kalau lapor melawan gak bisa, lapor sudah saya akan gerak maksimal,” katanya.
Menurut Eri, nilai-nilai Ramadan seperti menahan diri dan menghindari perilaku yang menyakiti orang lain adalah fondasi penting untuk menciptakan kota yang damai dan harmonis. “Di bulan Ramadan itu kan diajarkan, orang menahan diri semuanya. Menahan diri itu tidak ada yang ingin menyakiti orang lain,” tegasnya. (bil/ipg)