![Pesawat Japan Airlines (JAL) terbakar di landasan pacu Bandara Haneda Tokyo pada Selasa (2/1/2024). Foto: Reuters](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2024/01/ca215f42-bf17-4f56-9f58-1f13b1e1e970-170x110.jpg)
Dunia penerbangan Korea Selatan (Korsel) telah mengalami 13 insiden kebakaran pesawat yang disebabkan oleh baterai perangkat elektronik dari tahun 2020 hingga 2024, menurut data pemerintah yang dilaporkan oleh Korea Herald pada, Minggu (9/7/2025).
Dilansir dari Antara, data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan tersebut muncul setelah insiden kebakaran pesawat pada bulan lalu yang kembali menarik perhatian pada masalah keselamatan udara di Negeri Ginseng.
Dari 13 kebakaran yang dipicu langsung oleh baterai elektronik, sembilan di antaranya disebabkan oleh power bank, satu disebabkan oleh baterai ponsel, dan satu lagi oleh baterai rokok elektrik yang dibawa oleh penumpang.
Sedangkan dua kebakaran lainnya, belum ada indikasi penyebabnya.
Menurut data yang dirilis, satu kejadian kebakaran terkait baterai terjadi pada 2020, diikuti oleh enam insiden serupa pada 2023, dan enam lainnya pada 2024.
Karena kebakaran berlangsung antara 20 detik hingga lima menit sebelum berhasil dipadamkan, tidak ada insiden yang menyebabkan kerusakan besar pada pesawat.
Kekhawatiran tentang baterai di pesawat semakin meningkat di seluruh negeri, setelah penyelidikan awal terhadap kebakaran yang terjadi pada 28 Januari di pesawat Air Busan menunjukkan bahwa power bank kemungkinan menjadi penyebab insiden tersebut.
Akibat insiden tersebut, maskapai penerbangan di seluruh Korea Selatan telah memperkenalkan langkah-langkah keselamatan baru terkait power bank, termasuk melarang penumpang membawa perangkat tersebut di dalam kompartemen bagasi kabin atas. (ant/bel/bil)