
Dua orang pria yang merupakan kakak beradik, asal Semampir, Kota Surabaya ditangkap kepolisian usai mencuri motor di Alun-Alun Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur.
AKPB Hartono Kapolres Sampang dalam konferensi pers, Senin (24/1/2025) lalu, mengungkapkan aksi kedua para pelaku inisia MF (28 tahun) dan AH (17 tahun) adiknya itu berlangsung pada 18 Februari, sekitar pukul 01.30 WIB.
Saat itu, korban atas nama Syamsul Arifin, pemilik motor Honda Beat 110 CC nopol B 3701 KUG yang dicuri sedang ngopi di Alun-Alun Jalan Wijaya Kusuma, Sampang.
Namun saat korban akan menghampiri motornya yang saat itu diparkir sekitar 100 meter dari lokasi tempatnya ngopi, tiba-tiba kendaraannya sudah raib dibawa pelaku.
“Korban memarkir sepeda motornya dalam keadaan terkunci setir di pinggir jalan, namun pelaku menggunakan kunci T untuk membuka kunci stang dan membawa kabur motor tersebut,” ujar AKBP Hartono dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (28/2/2025).
Korban kemudian langsung melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian, dan petugas langsung melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian. Tak lama kemudian, Tim Opsnal Reskrim Polres Sampang mendapati pelaku sedang melakukan pencurian lainnya sehingga terjadi kejar-kejaran.
“Tiba-tiba melihat dua tersangka melarikan diri akibat, diketahui oleh warga tengah melancarkan aksi pencurian. Namun, aksinya gagal. Tersangka melarikan diri namun, malah menabrak mobil milik warga sehingga, sempat menjadi bulan-bulanan warga,” ujarnya.
Usai ditangkap, dari pengakuan para pelaku, keduanya baru satu kali melakukan pencurian karena butuh uang.
Keduanya dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) ke 4e dan 5e KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. Namun, karena AH masih berada di bawah umur, ia akan menjalani proses diversi sesuai dengan UU RI No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak.
“Salah satu pelaku masih di bawah umur, jadi akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku terkait anak yang berkonflik dengan hukum, yakni melalui mekanisme diversi,” jelas AKBP Hartono. (bil/ipg)