Jumat, 28 Februari 2025

Dinsos Surabaya Akan Verifikasi Data Penerima Bansos

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Dinsos Surabaya saat melakukan bimtek ke petugas pendamping PKH untuk memverifikasi data, Kamis (27/2/2025). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya akan memverifikasi data penerima bantuan sosial (bansos).

Anna Fajrihatin Kepala Dinsos Kota Surabaya menyebut, sudah memggelar bimbingan teknis (bimtek) untuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) terkait Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN) kemarin, Kamis (27/2/2025).

Tujuannya, membekali SDM pendamping untuk verifikasi tiga data berbeda dari pemerintah pusat.

“Ketiga data itu belum validasi. Jadi kita diminta untuk memvalidasi dan menjadikan ketiga data itu menjadi data tunggal. Sehingga kita memberikan bimtek kepada PKH untuk memvalidasi,” kata Anna, Jumat (28/2/2025).

Sementara, Agus Sudrajat Koordinator PKH Wilayah Jawa Timur III menyebut, data bersumber dari beberapa sistem, seperti Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan Data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek).

“Kita melakukan bimbingan teknis terkait Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN). Ini dilaksanakan dalam rangka untuk membekali teman-teman SDM (Sumber Daya Manusia) PKH di Kota Surabaya pada saatnya nanti kita verifikasi di lapangan terkait data yang bersumber P3KE, DTKS, dan Regsosek,” ujar Agus.

Ia berharap verifikasi nanti bisa menghasilkan data akurat dan valid, agar bansos tepat sasaran masyarakat yang membutuhkan.

“Pada akhirnya nanti ketika data ini bisa valid kemudian yang inclusion error, dan exclusion error bisa tervalidasi akan digunakan sebagai data tunggal pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang benar-benar miskin. Jadi sasarannya jelas tidak ada yang anomali,” jelas Agus.

Pendamping PKH punya waktu 12 hari untuk mengecek di lapangan.

“Menggunakan aplikasi SIKS Mobile yang disediakan Pusdatin Kesos (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial),” katanya.

Caranya, pendamping akan mengajukan sekitar 30 hingga 40 pertanyaan kepada setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk memastikan keakuratan data yang dikumpulkan.

“Jadi teman-teman akan door to door mendatangi KPM satu per satu untuk menanyakan terkait dengan instrumen-instrumen yang telah dibuat,” bebernya.(lta/ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Jumat, 28 Februari 2025
26o
Kurs