
Polisi memberikan tindakan tegas, menangkap dan menggelandang sejumlah demonstran diamankan menuju ke dalam Gedung Negara Grahadi, Surabaya saat aksi menolak UU TNI, Senin (24/3/2025). Informasi yang dihimpun suarasurabaya.net, hingga Senin malam, diduga 25 orang yang ditangkap.
Pantauan suarasurabaya.net, awalnya penangkapan itu berlangsung mulai pukul 17.20 sampai 18.35 WIB. Mulanya ada sekitar lima orang lebih yang diamankan dalam aksi tersebut saat sore hari.
Penangkapan itu dimulai waktu aparat kepolisian dari arah mobil komando memperingatkan demonstran supaya menghentikan aksi melanggar hukum seperti pelemparan.
“Silahkan Anda meninggalkan lokasi sebelum kami memberikan tindakan tegas. Silahkan meninggalkan area di depan saya,” ujar AKBP Teguh Santoso Kasat Samapta Polrestabes Surabaya.
Namun massa aksi tak menggubris imbauan tersebut. Di waktu yang bersamaan, lemparan batu dan sejumlah benda terus dilakukan dari arah demonstran ke aparat kepolisian.
Sementara polisi terus menembakkan water cannon. “Jangan mencederai demokrasi ini, kami perintahkan agar Anda membubarkan diri. Apabila kami melakukann tindakan tegas akan ada banyak korban berjatuhan,” kata Teguh.
Tidak lama setelah itu, puluhan orang berpakaian preman kemudian mulai menyemut ke kerumunan massa aksi. Mereka lalu menangkap sejumlah orang. Nampak Lima orang kemudian digelandang masuk ke dalam Gedung Grahadi.
Penangkapan terus dilakukan saat aparat kepolisian memukul mundur demonstran pada pukul 18.30 di Jalan Gubernur Suryo hingga ke arah Jalan Pemuda.
Sementara itu Kombes Pol Luthfie Sulistiawan Kapolrestabes Surabaya menyatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terhadap demonstran yang ditangkap.
“Masih kita lakukan pendataan. Nanti kita akan sampaikan. Tentu Nanti kita sampaikan tadi kita dalami ada yang kita amankan. Apakah itu melakukan pidana atau tidak,” kata Luthfie saat ditemui di Grahadi.
Kapolretabes Surabaya itu tidak menampik bahwa demo hari ini berujung ricuh. Massa yang belum terkonfirmasi apakah dari kelompok demonstran melempari botol, batu, petasan, molotov, hingga merobohkan properti gapura “Mahaban yaa Ramadhan 1446H”.
Sedangkan polisi menyiram water cannon untuk memecah dan memukul pukul mundur massa.
“Mudah-mudahan hari ini pembelajaran aspirasi tetap kita akan layani, tapi kita berharap bahwa aturan tolong ditaati. Tadi sedikit ada lempar-lemparan, tapi Insyaallah tidak ada yang krusial,” jelasnya.
Selain itu, diduga ada dua anggota polisi yang terluka akibat demo hari ini. Untuk informasi tersebut Luthfie masih mendalami.
“Kita dalami. Kita akan sampaikan,” pungkas Luthfie.(wld/ipg)