
Demo mahasiswa bertajuk “Indonesia Gelap” di depan Gedung DPRD Jatim berakhir ricuh pada Senin (17/2/2025).
Kericuhan tersebut bermula ketika mahasiswa hendak maju melewati batas pagar kawat yang dipasang polisi. Hal ini karena massa aksi tak kunjung ditemui oleh Ketua DPRD Jatim yang sedang didesak untuk menyampaikan tuntutan kepada Presiden.
Setelah itu, polisi yang bertugas dalam aksi tersebut langsung menembakkan water cannon ke arah mahasiswa yang sedang aksi.
Akibat tembakan water cannon itu, mahasiswa berhamburan lari menjauhi tempat yang terdampak semprotan water cannon.
Saat lari menghindari tembakan water cannon, sebagian besar mahasiswa berteriak marah. Lalu beberapa di antara mereka kemudian melempar benda seperti botol minum ke arah polisi yang berjaga di depan gedung DPRD Jatim.
Polisi dengan menggunakan tameng, kemudian berjalan cepat lebih maju ke arah massa aksi, meskipun mahasiswa sudah berlari. Tim keamanan memastikan mahasiswa tidak kembali ke lokasi aksi lagi.
Sebelumnya, Aulia Thaariq Akbar Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Jatim Menggugat sekaligus Ketua BEM Unair mengatakan, aksi tersebut digelar sebagai bentuk respons dari kebijakan meresahkan di bawah Prabowo-Gibran.
“Kami muak melihat hak-hak rakyat dirampas atas nama efisiensi, sementara kepentingan elite terus diutamakan,” katanya.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini, kata dia, banyak mencederai cita-cita reformasi.
“Sudah terlalu banyak kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat, oleh karenanya keresahan masyarakat mulai tak terbendung,” terangnya. (ris/saf/ipg)