Rabu, 15 Januari 2025

Curanmor Merajalela di Surabaya, Sosiolog Unair Ungkap Penyebab dan Solusinya

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi curanmor. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Pencurian kendaraan bermotor (curanmor) masih menjadi salah satu masalah utama di wilayah Surabaya Raya. Kasus curanmor terus bermunculan dan menjadi perhatian serius banyak pihak.

Prof. Bagong Suyanto Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurutnya, saat ini hampir tidak ada merek sepeda motor yang terhindar dari aksi pencurian.

“Semua jenis kendaraan roda dua saat ini bisa dikatakan rawan dicuri,” ujarnya ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (15/1/2025) siang.

Prof. Bagong menegaskan bahwa pengamanan dari pihak kepolisian saja tidaklah cukup untuk mengatasi masalah ini. Jumlah aparat penegak hukum yang terbatas tidak dapat mengawasi seluruh wilayah secara maksimal.

“Jumlah aparat penegak hukum sangat tidak sebanding dengan jangkauan wilayah dan masyarakat yang dilayani,” jelasnya.

Oleh karena itu pemilik kendaraan bermotor diharapkan mengembangkan pengamanan secara mandiri. Mulai dari penggunaan alat pengaman tambahan hingga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pencurian.

Namun, masalahnya adalah tidak semua masyarakat dalam kondisi prima atau selalu waspada terhadap ancaman kejahatan. Prof. Bagong mengungkapkan bahwa “selalu ada celah di mana masyarakat itu lengah.”

Ini menjadi tantangan besar, karena pelaku pencurian kini semakin cepat dan canggih, dengan aksi yang hanya membutuhkan hitungan detik untuk menggasak sepeda motor.

“Kecepatan dan kecanggihan pelaku ini harus diimbangi dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Ini yang tampaknya belum match, sehingga muncul angka-angka yang makin mencemaskan,” katanya/

Prof. Bagong juga menjelaskan bahwa pencurian kendaraan bermotor termasuk dalam kategori kejahatan instrumental.

Itu adalah kejahatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan materi atau uang. Ini menjadikan kejahatan tersebut sangat serius dan patut diwaspadai oleh semua pihak.

“Pencurian dan begal termasuk kejahatan instrumental. Kalau melihat angka curanmor meningkat, ini sebetulnya mengkhawatirkan,” paparnya.

Meningkatnya angka pencurian kendaraan bermotor, menurutnya, adalah refleksi dari kesulitan masyarakat dalam terserap di sektor formal dan semakin banyaknya individu yang beralih ke sektor informal atau bahkan terjerumus ke dalam dunia kejahatan.

“Saat ini tampaknya orang makin susah untuk terserap ke sektor formal yang legal. Kemudian mereka masuk ke sektor informal yang ilegal, bahkan termasuk tindak kejahatan,” jelas Prof. Bagong.

Terkait dengan wilayah-wilayah tertentu yang kerap menjadi tempat transaksi atau peredaran motor curian, seperti Madura, Prof. Bagong menjelaskan bahwa tindak kejahatan ini tidak terbatas pada satu daerah saja. Pencurian kendaraan bermotor bisa terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

“Tindak kejahatan ini tak hanya terjadi di Surabaya, tapi di seluruh wilayah Indonesia. Jadi tak ada kaitannya dengan etnis atau kewilayahan. Ini soal jejaring yang bisa terjadi di mana pun,” tuturnya.

Jejaring kejahatan ini, lanjutnya, memiliki pola yang berbeda di setiap daerah. “Jaringan Jakarta tentu beda, jaringan Medan tentu beda, di Bandung dan Yogyakarta tentu beda,” kata Prof. Bagong.

Hal ini menunjukkan bahwa pencurian kendaraan bermotor merupakan masalah yang lebih besar dan lebih kompleks, yang melibatkan jaringan-jaringan yang tersebar di berbagai wilayah.

Untuk mengatasi masalah ini, Prof. Bagong menekankan perlunya upaya untuk memotong mata rantai kejahatan.

“Solusinya adalah memotong mata rantai. Ini tugas aparat hukum untuk membongkar semua jaringan,” katanya.

Aparat kepolisian juga memegang peran penting dalam membongkar jaringan curanmor yang semakin terorganisir. Namun, dalam hal pengamanan, Prof. Bagong menekankan pentingnya peran masyarakat.

“Penyelesaian masalah ini bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi juga masyarakat yang harus secara mandiri mengembangkan kewaspadaan dan pengamanan,” tandasnya.

Ia mengatakan bahwa kewaspadaan dari setiap individu akan sangat membantu dalam mencegah terjadinya pencurian. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Rabu, 15 Januari 2025
31o
Kurs