Rabu, 15 Januari 2025

BNPB Ingatkan Pemda untuk Responsif dalam Mengatasi Potensi Rob

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Banjir rob menerjang kawasan pesisir Kabupaten Trenggalek pada Maret 2024. Foto: Tangkapan layar

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah untuk responsif mengatasi potensi rob di kawasan pesisir sebagaimana sudah diinformasikan para prakirawan cuaca.

Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, memasuki minggu ketiga bulan Januari, bencana hidrometeorologi basah itu masih mendominasi sejumlah daerah di tanah air yang mengakibatkan ribuan rumah terendam dan jumlah warga terdampak ribuan jiwa.

Berdasarkan laporan yang dihimpun BNPB sejak Senin (13/1/2025), rob melanda sejumlah daerah yang salah satunya di Kabupaten Subang, Tanjungpinang, dan kawasan pesisir utara Jakarta.

“Kondisi ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan dengan durasi lama, dan masih berpotensi terjadi hingga dalam sepekan ke depan sehingga tetap harus meningkatkan kewaspadaan itu,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (14/1/2025).

Bentuk kewaspadaan yang dapat dilakukan pemerintah daerah antara lain, mengerahkan petugas untuk memantau debit air sungai/laut kawasan pesisir, memastikan keandalan tanggul/talud sehingga terhindar dari kerusakan yang dapat memperparah dampak banjir kepada masyarakat setempat.

Potensi rob ini sebelumnya sudah diinformasikan melalui peringatan dini yang dipublikasikan secara intensif selama dua pekan terakhir oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Peringatan dini potensi rob itu menyasar wilayah pesisir Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Maluku Utara.

BMKG secara rinci memaparkan kondisi ini dipicu oleh sejumlah dinamika atmosfer di dalam kawasan ataupun sekitar wilayah Indonesia, seperti keberadaan Bibit Siklon Tropis 97S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara 1.002 hPa.

Suspect area gangguan tropis juga didapati berada di perairan selatan Nusa Tenggara Barat dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1.005 hPa.

Konvergensi angin dari Samudera Hindia selatan Jawa – Laut Sawu dan sirkulasi siklonik diprakirakan berada memanjang dari perairan di Samudera Hindia barat daya Aceh dan utara Papua.

Dalam peringatan dini itu, BMKG juga menyebutkan bahwa selain berpotensi mengganggu aktivitas aktivitas masyarakat karena pemukiman tergenang rob itu berpotensi pula mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan dan kelancaran aktivitas pelaku usaha tambak garam hingga ikan air tawar atau laut pada wilayah pesisir.

Semua aktivitas pelayaran kapal juga diminta mewaspadai potensi gelombang laut tinggi yang diperkirakan mencapai 4-6 meter akibat peningkatan kecepatan angin sebesar 25 knot di Laut Andaman, Laut utara Aceh, Laut China Selatan, Selat Malaka Utara pada Senin (13/1) hingga beberapa hari ke depan. (ant/kev/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Rabu, 15 Januari 2025
27o
Kurs