Kamis, 30 Januari 2025

BNPB dan BMKG Sebut Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa Terancam Abrasi dan Banjir Rob

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi. Banjir rob. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyoroti kondisi kawasan pesisir di pantai utara Pulau Jawa yang kian terancam oleh abrasi dan banjir rob.

Abdul Muhari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, laju abrasi pantai utara Pulau Jawa cukup signifikan yakni bisa sampai 200-500 meter dalam sepuluh tahun terakhir.

Berdasarkan data yang didapatkan BNPB diketahui pada periode tersebut sebagian besar abrasi menyasar kawasan yang sudah tak terjaga oleh tanaman pohon mangrove, seperti halnya di pesisir Kabupaten Tanggerang, Banten.

“Sangat terlihat daerah-daerah yang mangrovenya sudah tak terjaga, sangat riskan tergerus dalam luasan yang cukup signifikan,” katanya dilansir dari Antara pada Selasa (28/1/2025) malam.

Abdul Muhari mengkonfirmasi, sedikitnya ada 579 hektare luas lahan di pesisir Kabupaten Tanggerang sudah hilang karena abrasi sebagaimana catatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dirilis pada 2015.

Bahkan ia menambahkan, mayoritas desa di pesisir Tangerang itu juga sudah mengalami abrasi ataupun akresi selama satu dekade terakhir.

Sementara Eko Prasetyo Abdul Muhari menambahkan, ancaman abrasi atau pengikisan tanah akibat hantaman air laut yang sudah dapat ditemukan di sebagian besar wilayah pesisir pantai utara Jawa bisa menjadi gerbang masuk dari bencana banjir rob.

BMKG menilai kondisi tersebut kain merugikan masyarakat setempat karena akan memicu masalah lainnya seperti pencemaran air dan lingkungan, hingga terjadinya penyebaran penyakit menular.

“Ini harus ditangani, sehingga peningkatan volume air laut yang masuk ke daratan bisa terkendalikan dan kesejahteraan masyarakat pesisir ini tetap terjaga,” kata Eko.

Menurutnya, pemerintah sudah mengupayakan banyak cara dalam menangani potensi banjir rob itu seperti pembuatan tanggul di sebanyak bataran sungai yang ada dan membangun rumah pompa.

Hanya saja upaya tersebut masih belum menjangkau secara keseluruhan kawasan yang berpotensi dilanda banjir rob. Untuk itu, Eko menilai dibutuhkan infrastruktur yang besar untuk mengatasi potensi banjir rob di pesisir utara Pulau Jawa secara jangka yang panjang misalnya seperti pembangunan Giant Sea Wall yang direncanakan pemerintahan belakangan ini. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 30 Januari 2025
28o
Kurs