Badan, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai fenomena banjir rob yang melanda sejumlah wilayah di Surabaya.
Eko Prasetyo Direktur Meteorologi Maritim BMKG menjelaskan, air laut pasang terjadi di sejumlah wilayah pesisir Jawa Timur (Jatim), termasuk Surabaya, pada 11-15 Januari 2025.
“BMKG sudah merilis potensi banjir rob di wilayah Surabaya dan sekitarnya, dengan potensi hujan lebat. Diharapkan masyarakat bisa untuk mengantisipasinya,” terang Eko ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Senin (13/1/2025).
Menurut Eko, hingga Minggu (12/1/2025) malam, sejumlah wilayah Surabaya seperti Tambak Mayor, Tanjungsari, Kalianak, dan beberapa perkampungan lainnya tergenang air laut.
“Ketinggiannya bervariasi. Ada yang 20-30 sentimeter, ada yang 10 sentimeter. Berdasarkan laporan masyarakat, paling tinggi 40 sentimeter. Ini dampak dari banjir rob,” sebutnya.
Dijelaskan bahwa banjir rob merupakan banjir yang disebabkan oleh kenaikan muka laut akibat pasang maksimum, hingga air yang pasang tersebut menggenangi daratan.
Banjir ini diakibatkan oleh terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari ketinggian daratan. Banjir Rob juga dikenal sebagai genangan. Fase bulan purnama atau full moon disebut memengaruhi fenomena ini.
Tak hanya di Surabaya, hal serupa juga terjadi di sisi timur wilayah Sidoarjo. Banjir rob, lanjut Eko, juga berpotensi terjadi di Pasuruan, Probolinggo, hingga Sampang.
“Kepada warga, kami sudah memberi peringatan sedini mungkin. Diharapkan masyarakat cek lingkungan. Sehingga masyarakat tahu apa yang dibutuhkan untuk mengatasi ini, apakah itu tanggul atau rumah pompa, paling tidak problemnya ini teratasi dengan solusi,” katanya. (saf/ipg)