Sabtu, 1 Maret 2025

Bishop’s Love Affair: Perjalanan Rohani dalam Goresan Karya Seni

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Lukisan Yesus Tertawa. Monsinyur Didik ingin memberikan gambaran Yesus yang ramah dan bersuka cita. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

Sebuah pameran lukisan, biasanya membawa pesan tersendiri dari si pemilik untuk mereka yang datang berkunjung. Hal ini juga dibawa oleh Monsinyur Agustinus Tri Budi Utomo atau yang akrab disapa Monsinyur Didik.

Pesan cinta yang ingin disampaikan Monsinyur Didik berupa perjalanan rohani yang dialami oleh penikmat hasil lukisannya dan mulai dipamerkan di Gereja Hati Kudus Yesus, mulai 25 Februari sampai 28 Maret 2025.

Agustinus menceritakan, ide pembuatan pameran ini bermula ketika dia menjalani proses pentasbihan uskup pada 22 Januari 2025 lalu. Di sana, tim panitia mengusulkan untuk mengenalkan saya pada jemaat, lewat cara selain Misa.

“Tim panitia, beberapa di antaranya tahu kalau saya menyukai seni. Mulai dari seni lewat kata-kata atau puisi, menyanyi, fotografi, juga melukis,” terangnya pada suarasurabaya.net, Juamt (28/2/2025).

Sejak saat itu, tim panitia mulai sering berdiskusi dengan Monsinyur Didik soal hal-hal mana saja yang perlu dan tidak perlu ditampilkan.

Monsinyur Didik menjelaskan, proses pengerjaan pameran ini merupakan hasil perjalanan rohani dari Aris Utama Art Director Bishop’s Love Affair, yang mendalami dan merenungkan makna setiap kata.

“Katanya, dia sangat antusias ketika mengerjakan project ini. Karena project ini sekaligus menjadi perjalanan imannya,” ungkap Monsinyur Didik.

Hasil dari project ini, disebut Monsinyur Didik di luar ekspektasinya. Yang mana sebuah karya lukis, ternyata bisa menjadi perjalanan rohani seseorang.

“Ternyata, pameran seni juga bisa membuat seseorang berkontemplasi, melakukan refleksi, dan bergulat dengan imannya,” jelasnya.

Bakat Seni Muncul Karena Latihan Bukan Warisan

Ketika ditanya terkait karya lukis yang dibuat, Monsinyur Didik mengaku tidak ada bakat seni yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.

“Bapak saya guru, bukan seniman,” katanya.

Tapi, Monsinyur Didik membenarkan bahwa kemampuan melukis didapatnya karena sering berlatih di rumah hingga sekolah.

Pria kelahiran Pandansari, Ngawi, Jawa Timur itu mengatakan bahwa kemampuan menggambarnya bermula saat dia sering melihat sang ayah mempersiapkan alat peraga untuk kebutuhan sekolah.

“Jadi seperti, ‘gambar ibu Budi’, itu beliau yang bikin gambar sendiri dengan bentuk sketch. Saya yang sering lihat, jadi penasaran buat coba,” tuturnya.

Kemudian, sejak SD hingga SMA, secara kebetulan Monsinyur Didik selalu mendapatkan guru seni yang berbakat. Proses menggambarnya selalu dapat arahan, hingga jadi lebih baik.

“Menurut saya, munculnya bakat seni ini memang karena terlatih, bukan terwarisi,” ungkapnya.

Perjalanan mempelajari seni oleh Monsinyur Didik, tidak berhenti ketika sekolah saja. Saat menjadi seorang frater di Malang, dia banyak berkumpul dengan seniman.

Setiap ada kesempatan, Monsinyur Didik selalu mengunjungi Pasrar Senggol di daerah Kajoe Tangan, Malang, Jawa Timur. Di sana, dia bertemu dengan banya pelukis.

“Saya rajin ke sana hanya untuk melihat lukisan yang bagus itu seperti apa, pengerjaan sebuah lukisan itu bagaimana. Sampai jadi pastor di Surabaya, saya juga sering berkumpul dengan seniman di Dewan Kesenian Surabaya,” jelasnya.

Jadikan Monsinyur Vincentius dan Paus Fransiskus sebagai Inspirasi

Dalam karya lukisan yang ditampilkan Monsinyur Didik di Bishop’s Love Affair, terdapat dua lukisan yang menampilkan sosok Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono dan Paus Fransiskus.

Monsinyur Didik menilai dua tokoh ini memberikan inspirasi untuknya berkarya dan menyebarkan cinta kasih lewat lukisan.

Dia menceritakan dua lukisan itu dibuat dengan landasan cinta kasih.

“Lukisan Uskup (Monsinyur Vincentius) saya buat ketika beliau sakit dan sedang dirawat di ICU. Saya tiba-tiba ingin gambar beliau jelang ulang tahunnya,” ungkapnya.

Monsinyur Vincentius dianggap berjasa dalam hidup pria yang akrab disapa MoDik itu. Dia pernah dipimpin dan disiapkan untuk menjadi pemimpin.

“Melukis beliau adalah cara saya mengekspresikan cinta dan kedekatan kami,” imbuhnya.

Sementara sosok Paus Fransiskus dipilih karena kekaguman Monsinyur Didik karena ajaran pengharapan dan belas kasih yang diajarkan pada umat.

Bagi Monsinyur Didik, dua hal ini yang terus dia pegang untuk mengajarkan umat untuk tidak putus asa, memiki pengharapan, dan tidak mundur ketika bertemu dengan yang berbeda.

Selain dua sosok itu, dalam pameran Bishop’s Love Affair, terdapat kurang lebih 18 karya Monsinyur Didik yang dibuat sejak 1991 hingga 2024.

Berikut lima lukisan yang dipamerkan Monsinyur Didik dalam Bishop’s Love Affair:

  • Paus Fransiskus Berpelukan

Lukisan Paus Fransiskus Berpelukan. Bagi Monsinyur Didik, lukisan ini membuatnya terkesan karena Paus adalah sosok yang membangun jembatan untuk selalu berjumpa dengan orang yang berbeda. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

  • Anak Keci Duduk di Logging Kayu dan Memainkan Karet

Lukisan Anak Kecil Duduk di Logging Kayu dan Memainkan Karet. Lukisan ini memiliki nilai yang berkesan bagi Monsinyur Didik karena terdapat dua hal bertolak belakang dalam satu ruang. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

  • Yesus Tertawa

Lukisan Yesus Tertawa. Monsinyur Didik ingin memberikan gambaran Yesus yang ramah dan bersuka cita. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

  • Bunda Teresa

Lukisan Bunda Teresa. Bagi Monsinyur Didik, lukisan ini juga memiliki makna tersendiri karena dilelang untuk membantu menyekolahkan anak-anak saat menjadi pastor di Sidoarjo. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

  • Monsinyur Vinsentius Sutikno Wisaksono

Lukisan Monsinyur Vinsentius Sutikno Wisaksono. Menurut Monsinyur Didik, lukisan ini adalah bentuknya mengekspresikan cinta dan kedekatan terhadap seseorang yang berjasa dalam hidupnya. Foto: Fatihah Salsabila Mg suarasurabaya.net

(kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Sabtu, 1 Maret 2025
25o
Kurs