Senin, 14 April 2025

Bapanas Target Produksi Beras Capai 5,48 Juta Ton pada Maret

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi petani di sawah.

Arief Prasetyo Adi Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa proyeksi padi setara beras pada musim panen Maret 2025 mencapai 5,48 juta ton.

“Saat ini waktunya Bulog untuk menyerap dengan maksimal hasil produksi panen petani dalam negeri. Proyeksi produksi beras kita di Maret ini akan bisa mencapai 5,48 juta ton,” kata Arief di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Proyeksi tersebut jika dibandingkan dengan kebutuhan beras untuk konsumsi bulanan secara nasional, masih surplus sekitar 2,74 juta ton di periode Maret.

“Jadi ayo kita genjot bersama supaya pemerintah bisa serap hasil petani seoptimal mungkin untuk mempertebal stok CBP Indonesia,” katanya melansir Antara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Arief menyebut puncak panen raya tahun ini akan berlangsung pada periode Maret dan April 2025 dan memiliki estimasi produksi beras total mencapai 10,45 juta ton.

Arief mengatakan proyeksi itu dinilai sebagai produksi paling tinggi dalam tiga tahun terakhir dengan periode yang sama. Ia menyebut pemerintah bakal memastikan penyerapan gabah dan beras petani secara optimal bersama Perum Bulog untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Terlebih puncak panen raya padi diproyeksikan akan dimulai pada Maret ini, sehingga momentum ini harus dioptimalkan untuk penguatan stok cadangan beras pemerintah atau CBP,” tuturnya.

Lebih lanjut, Arief menyebutkan bahwa realisasi serapan Bulog hingga saat ini masih sekitar 250 ribuan ton.

“Nah, pada Maret dan April ini waktunya Bulog untuk fokus dan terus menaikkan kuantitas serapan gabah/beras, sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo agar menyerap gabah kering panen (GKP) Rp6.500 per kg,” tuturnya.

Adapun hingga 11 Maret, realisasi serapan setara beras oleh Bulog telah menyentuh angka 255 ribu ton atau 8,52 persen dari total target 3 juta ton setara beras. Pemerintah menginginkan kecukupan stok beras yang dikelola Bulog harus berasal dari produksi dalam negeri.

Dalam hal ini, pemerintah melalui Bapanas telah mengeluarkan kebijakan agar Bulog bisa menyerap hasil gabah petani dengan harga Rp6.500 per kg. Langkah itu ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 14 tahun 2025 dan Kepbadan Nomor 16 Tahun 2025.

Lebih lanjut Arief mengungkapkan, stok CBP yang memadai menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional. CBP dapat dipergunakan pemerintah tatkala terjadi fluktuasi harga di pasar atau stimulus bantuan ke masyarakat berpendapatan rendah.

Dia menambahkan, dengan kecukupan stok beras yang ada di Bulog maka bisa menopang stabilitas pasokan dan harga pangan, sebab dengan stok tersebut dapat dilakukan berbagai intervensi stabilisasi pangan seperti penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan beras.

“Dampaknya bisa kita lihat bahwa inflasi terjaga hingga hari ini,” kata Arief.(ant/wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Senin, 14 April 2025
26o
Kurs